Mukhlis (49), warga Kelurahan Sukamenteri yang menjadi pelapor mengatakan, sang anak mengalami perubahan perilaku setelah mengikuti kelompok pengajian di salah satu masjid yang ada di Kelurahan Sukamenteri.
Dia bercerita, anaknya mengikuti kelompok pengajian tersebut sejak dua tahun lalu saat masih duduk di kelas 1 SMP.
Namun, sejak mengikuti kelompok tersebut, anaknya memutuskan tidak lagi mau sekolah.
“Alasannya orang sukses itu nggak sekolah juga bisa, sekolah bukan jaminan sukses,” kata Mukhlis menirukan ucapan anaknya.
Menurut Mukhlis, anaknya mengakui pernah dibaiat oleh gurunya, baiat sendiri menurut anaknya adalah baiat hijrah.
Baca juga: Saat Eks DI/TII dan NII Kembali ke Pangkuan Pancasila...
“Baiat hijrah katanya, dari Islam kita seperti biasa, dia bilang Islam kita nih gelap, jadi hijrah ke tempat yang terang, NII itu, menurut versi mereka NII itu terang,” katanya.
Semua cerita tentang baiat dan penyebab perubahan perilaku anaknya selama dua tahun ini, menurut Mukhlis, terungkap beberapa waktu lalu setelah anaknya mengalami kecelakaan saat membawa motor miliknya.
Sang anak tak berani pulang karena takut dimarahi.
Setelah Mukhlis terus menghubungi anaknya lewat telepon, akhirnya anaknya pun pulang.
Setibanya di rumah, sang anak bercerita selama dua tahun mengikuti kelompok pengajian setelah Mukhlis menanyainya.
“Awalnya dia tidak membuka, tapi setelah kejadian kecelakaan, waktu itu bawa motor saya, akhirnya kebongkar,” kata Mukhlis, Kamis (7/10/2021) saat ditemui di kantor Kelurahan Sukamenteri, Kecamatan Garut Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.