Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moderasi Beragama, Cara Kemenag Solo Cegah Intoleransi di Lingkungan Pemerintah

Kompas.com - 30/09/2021, 21:53 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) Solo, Jawa Tengah, akan membuat program moderasi beragama guna mencegah paham intoleransi di lingkungan pemerintah.

Kepala Kantor Kementerian Agama Solo Hidayat Maskur menilai paham intoleransi tidak hanya kepada orang-orang tertentu.

Tetapi, ungkap Hidayat, paham intoleransi itu sudah masuk ke berbagai lini termasuk di lingkungan pemerintah.

"Jadi paham moderasi itu akan luntur paham intoleran. Paham intoleran yang bersifat eksklusif ternyata sudah ke mana-mana. Maka satu-satunya jalan Kemenag akan membendung lewat program moderasi beragama," kata Hidayat di Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Riset Setara Institute: Intoleransi atas Kebebasan Beragama-Berkeyakinan Paling Banyak Terjadi pada 2020

Program moderasi beragama ini, lanjut Hidayat, akan diterapkan terlebih dahulu kepada para pegawai di lingkungan Kementerian Agama Solo.

"Jadi bukan moderasi agama. Agamanya sudah moderat tapi orang yang beragama yang perlu dimoderasikan. Barang kali memang ke depan dibangun," ungkap dia.

"Saya membersihkan diri dari orang-orang Kemenag dulu. Baru kita latih moderasi beragama seperti apa, cara pandang, sikap sampai nanti perilaku mereka menunjukkan orang-orang yang memiliki jiwa moderat," tambah dia.

Pihaknya mengungkap ada pegawai di lingkungan pemerintah yang berafiliasi paham intoleransi dari beberapa pertanyaan pre-test yang diajukan kepada mereka.

"Pre-test kita ajukan seberapa jauh sebenarnya pemahaman moderat bagi mereka. Ternyata tidak juga. Apakah paham Pancasila atau khilafah (khusus umat Islam) jadi nanti dia akan memilih khilafah lebih baik. Satu contohkan itu," terang dia.

Baca juga: Wapres Tekankan Moderasi Beragama untuk Cegah Ekstremisme dan Intoleransi

Hidayat menerangkan program moderasi beragama ini bertujuan untuk mengubah sikap atau cara pandang seseorang agar lebih menghargai orang lain yang memiliki keyakinan berbeda.

"Itu bagaimana caranya kan ada trik. Ada cara-caranya untuk menanamkan jiwa itu. Saya memberikan ruang untuk orang lain yang memiliki keyakinan berbeda dengan saya," kata dia.

Menurut Hidayat, semua ASN di lingkungan Kementerian Agama wajib memahami tentang moderasi beragama dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita pertama menjadikan militansi ASN Kemenag dulu. Jadi ASN Kemenag wajib paham dan bisa menerapkan. Apalagi Kemenag bukan hanya mengurusi agama Islam, di situ ada Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, sehingga tujuan akan gampang," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com