SOLO, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) Solo, Jawa Tengah, akan membuat program moderasi beragama guna mencegah paham intoleransi di lingkungan pemerintah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Solo Hidayat Maskur menilai paham intoleransi tidak hanya kepada orang-orang tertentu.
Tetapi, ungkap Hidayat, paham intoleransi itu sudah masuk ke berbagai lini termasuk di lingkungan pemerintah.
"Jadi paham moderasi itu akan luntur paham intoleran. Paham intoleran yang bersifat eksklusif ternyata sudah ke mana-mana. Maka satu-satunya jalan Kemenag akan membendung lewat program moderasi beragama," kata Hidayat di Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/9/2021).
Program moderasi beragama ini, lanjut Hidayat, akan diterapkan terlebih dahulu kepada para pegawai di lingkungan Kementerian Agama Solo.
"Jadi bukan moderasi agama. Agamanya sudah moderat tapi orang yang beragama yang perlu dimoderasikan. Barang kali memang ke depan dibangun," ungkap dia.
"Saya membersihkan diri dari orang-orang Kemenag dulu. Baru kita latih moderasi beragama seperti apa, cara pandang, sikap sampai nanti perilaku mereka menunjukkan orang-orang yang memiliki jiwa moderat," tambah dia.
Pihaknya mengungkap ada pegawai di lingkungan pemerintah yang berafiliasi paham intoleransi dari beberapa pertanyaan pre-test yang diajukan kepada mereka.
"Pre-test kita ajukan seberapa jauh sebenarnya pemahaman moderat bagi mereka. Ternyata tidak juga. Apakah paham Pancasila atau khilafah (khusus umat Islam) jadi nanti dia akan memilih khilafah lebih baik. Satu contohkan itu," terang dia.
Baca juga: Wapres Tekankan Moderasi Beragama untuk Cegah Ekstremisme dan Intoleransi
Hidayat menerangkan program moderasi beragama ini bertujuan untuk mengubah sikap atau cara pandang seseorang agar lebih menghargai orang lain yang memiliki keyakinan berbeda.
"Itu bagaimana caranya kan ada trik. Ada cara-caranya untuk menanamkan jiwa itu. Saya memberikan ruang untuk orang lain yang memiliki keyakinan berbeda dengan saya," kata dia.
Menurut Hidayat, semua ASN di lingkungan Kementerian Agama wajib memahami tentang moderasi beragama dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita pertama menjadikan militansi ASN Kemenag dulu. Jadi ASN Kemenag wajib paham dan bisa menerapkan. Apalagi Kemenag bukan hanya mengurusi agama Islam, di situ ada Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, sehingga tujuan akan gampang," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.