SOLO, KOMPAS.com - Kemunculan vandalisme di Solo, Jawa Tengah, beberapa hari lalu membuat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berkomentar.
Aksi vandalisme di dinding bangunan rumah milik warga itu dinilai tidak sesuai.
Beberapa coretan vandalisme itu bertuliskan 'Negaraku Minus Nurani #RIP Pemerintah' dan 'Pray For PKL! Indonesiaku Lagi, Sakit'.
Gibran bahkan meminta masyarakat yang memiliki keluhan untuk menyampaikan langsung kepada dirinya.
Baca juga: Geram Aksi Vandalisme di Solo, Gibran: Kalau Ada yang Dikeluhkan Silakan Ketemu Saya
Keluhan itu bisa disampaikan melalui kontak WhatsApp lapor 'mas wali' dan aplikasi Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS).
"Kalau malu (menyampaikan) bisa DM Instagram saya, pakai akun palsu. Biasanya pada gitu," terang Gibran, Jumat (27/8/2021).
Dia menilai, kritikan yang disampaikan melalui coretan vandalisme di dinding rumah warga tidak pas.
"Yang namanya mural, sama vandalisme itu beda. Corat-coret gitu di rumahnya orang pasti yang punya rumah marah," kata Gibran.
"Kritikan saya terima. Tapi itu kan gambar di rumah orang. Temboknya orang, pagarnya orang," sambung dia.
Baca juga: Vandalisme Kritik Pemerintah soal Penanganan Covid-19 Muncul di Solo, Warga: Aksinya Malam-malam
Guna mengantisipasi hal serupa, Gibran mengaku telah menyediakan tempat untuk berekspresi atau menyalurkan bakat dalam bidang seni, yakni kawasan Jalan Gatot Subroto.
"Apa itu kurang gede (besar). Kalau kurang nanti saya kasih tempat lagi. Jalan Juanda itu isinya mural semua," kata dia.
Kemudian, kata Gibran, lokasi lain yang dapat digunakan untuk ruang berekspresi menuangkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan mural, gratifi juga ada di Flyover Manahan.
"Monggo mural apa silakan izin dulu," katanya.
Gibran mengungkapkan, coretan vandalisme yang ada di kawasan Pasar Legi tepatnya di Jalan Kusumoyudan Pringgading, Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari, sudah dihapus.
Penghapusan itu dilakukan dengan cara mengecat ulang pada tulisan tersebut karena tidak berada di tempatnya.
"Itu kan rumah orang. Rumah orang dicoret-coret gitu kita punya kewajiban untuk menghapus. Apa pun kontennya," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.