PEKANBARU, KOMPAS.com - Muhammad Nasir tak bisa menahan tangisnya ketika mendapatkan bantuan bedah rumah di Desa Bongkal Malang, Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Rumah pria 70 tahun ini dibedah oleh Kapolres Inhu AKBP Bachtiar Alponso.
Pembangunannya sudah dimulai dengan ditandai peletakan batu pertama oleh Kapolres Inhu, Rabu (25/8/2021).
Bantuan bedah rumah itu merupakan hasil kerja sama polisi dengan Karang Taruna Desa Bongkal Malang.
Kapolres Inhu melalui Pejabat sementara (Ps) Kepala Urusan (Paur) Humas Aipda Misran mengatakan, kondisi rumah Nasir memang sudah tak layak ditinggali.
"Rumah Pak Nasir ini dibuat dari papan dan dindingnya sebagian dari kulit kayu. Ukurannya 4x5 meter dan sudah lapuk termakan usia. Sangat memperihatinkan," kata Misran kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/8/2021).
Di rumah itu, lanjut dia, dihuni tiga kepala keluarga, yakni Nasir dan istrinya Masita (53), dua orang anaknya, dan dua orang cucu. Totalnya ada delapan orang.
Sementara rumah itu hanya terdapat satu kamar.
Misran mengatakan, bedah rumah Nasir dilakukan setelah Kapolres Inhu mendapat informasi dari Bhabinkamtibmas Desa Bongkal Malang.
"Pak Kapolres merasa tersentuh ketika mendengar kondisi tempat tinggal Pak Nasir. Kemudian, beliau bersama pemuda Karang Taruna setempat membedah rumah warga kurang mampu ini," kata Misran.
Dia menambahkan, rencananya rumah Nasir akan dibangun permanen dengan ukuran 6x6 meter. Pengerjaannya diperkirakan tuntas dalam tempo 15 hari.
"Selama proses pembangunan, Pak Nasir dan sekeluarga sementara pindah ke sebuah rumah yang telah kita siapkan," sebut Misran.
Sementara itu, Muhammad Nasir mengaku terharu mendapat bantuan bedah rumah dari Kapolres Inhu dan Karang Taruna. Ia pun tak kuasa menahan air matanya.
"Kami sangat bersyukur dibantu sama Pak Kapolres Inhu dan Karang Taruna. Bantuan bedah rumah ini sangat berarti kami. Saya merasa terharu dengan adanya bantuan ini," ucap Nasir kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis.
Dia mengaku sudah 10 tahun tinggal di rumah papan yang sebagian hanya berdinding kulit kayu.
Kendati demikian, ia masih tetap bersyukur masih ada rumah untuk berteduh anak-anak dan cucunya.
"Alhamdulillah, masih ada tempat berteduh, dan saya bersyukur lagi dapat bantuan bedah rumah," kata Nasir.
Meski usianya sudah 70 tahun, Nasir masih mampu untuk bekerja keras.
Ia bekerja sebagai buruh penyadap karet milik orang lain. Begitu juga dengan anaknya.
Hanya saja, hasil dari bekerjanya itu tidaklah seberapa.
"Kalau penghasilan tidak menentu. Sehari itu paling hasilnya sekitar Rp 40.000. Namanya juga menderes (menyadap) karet, kalau hujan tak bisa kerja, harus nunggu kering dulu," ujar Nasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.