BALI, KOMPAS.com - Kasus kematian pasien Covid-19 di Bali terus meningkat dalam hitungan hari.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya menyebut, tingginya kasus kematian didominasi oleh pasien Covid-19 yang belum menjalani vaksinasi.
“Dari data yang saya catat, 90 persen pasien yang meninggal akibat Covid-19 adalah mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Dan 10 persen saja Pasien yang meninggal akibat Covid-19 yang menggunakan imunisasi," kata Suarjaya, dalam keterangan tertulis, Senin (23/8/2021).
Suarjaya menuturkan, tingginya kematian juga disebabkan adanya penyakit bawaan yang diderita oleh pasien Covid-19. Mayoritas dari meraka juga menjalani isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: 2 Pekerja di Papua Ditemukan Hangus Terbakar Bersama Mobilnya, Pelaku Diduga KKB
Sehubungan dengan masih tingginya kasus Covid-19, tingginya angka kematian, dan masih banyaknya warga yang melaksanakan Isolasi mandiri di rumah, Dinas Kesehatan Provinsi, lanjut di akan melakukan sejumlah langkah.
Di antaranya meminta warga untuk melakukan testing dengan rapid test antigen atau swab PCR ke rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium jika anggota keluarganya dinyatakan positif Covid-19.
"Tidak boleh merasa takut mengikuti testing, keterlambatan mengikuti testing akan berdampak langsung pada warga yang bersangkutan, dan berisiko menular pada keluarga atau masyarakat lainnya. Ini sangat berbahaya," kata dia.
Selain itu, warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan seperti badan meriang, demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, hilangnya penciuman, dan hilangnya rasa pengecap, agar segera ke tempat isolasi terpusat.
Isolasi itu, kata Suarjaya, telah disediakan oleh pemerintah kabupaten/kota atau desa.
"Dilarang keras melakukan isolasi mandiri di rumah," tutur dia.
Sementara untuk warga yang terkena Covid-19 dengan gejala sedang/berat, seperti batuk yang disertai dengan sesak napas, agar segera ke rumah sakit rujukan di masing-masing wilayah untuk mendapatkan perawatan.
Keterlambatan dalam mendapatkan perawatan sangat berbahaya, lanjut Suarjaya, dapat mengancam jiwa bagi warga yang bersangkutan.
"Data menunjukan bahwa banyak warga yang terlambat masuk rumah sakit, dalam kondisi sudah parah sehingga akhirnya tidak bisa diselamatkan nyawanya," kata dia.
Ia juga mengimbau warga yang memiliki penyakit bawaan seperti tensi tinggi, penyakit jantung, kencing manis, ginjal, paru-paru, asma, dan sejenisnya, serta bagi ibu hamil dan warga disabilitas agar segera mengikuti vaksinasi demi keselamatan diri sendiri.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Provinsi Bali, pada Sabtu (14/8/2021) misalnya, kasus kematian dilaporkan sebanyak 36 orang.
Sehari setelahnya pada Minggu (15/8/2021), sebanyak 43 orang, kemudian Senin (16/8/2021) sebanyak 48 orang, Selasa (17/8/2021) sebanyak 48 orang, dan Rabu (18/8/2021) sebanyak 66 orang.
Baca juga: Kepada Gubernur NTB, Warga Minta Akses Jalan Sirkuit Mandalika Dibuka
Kasus kematian kembali dilaporkan pada Kamis (19/8/2021), saat itu angka kematian sempat turun menjadi 62 orang.
Sedangkan pada Jumat (20/8/2021), kasus kematian naik ke angka 73 orang, Sabtu (21/8/2021) sebanyak 57 orang.
Sementara pada Minggu (22/8/2021) kemarin, ada 583 orang dinyatakan positif 1.055 sembuh dan 52 meninggal terpapar Covid-19 di Bali.
Total sudah 102.140 orang positif, 89.567 sembuh dan 9.458 orang meninggal akibat Covid-19 di Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.