Direktur RSUD Bukittinggi Vera Maya Sari mengakui pihaknya kesulitan mendapatkan stok oksigen untuk jangka panjang.
"Sekarang stok kita hanya cukup sampai besok saja. Mudah-mudahan besok kembali dapat. Kalau tidak tentu kita kehabisan," kata Vera.
Akibat keterbatasan itu, kata Vera, RSUD untuk sementara tidak bisa lagi menerima pasien Covid-19 rawat inap.
"Kita tidak bisa terima rawat inap, karena oksigen kita kekurangan. Kita hanya bisa rontgen kemudian kasih obat pasien," kata Vera.
Kebutuhan 22 ton per hari
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengakui penanganan kasus Covid-19 di Sumatera Barat masih terkendala persoalan oksigen.
Ketersediaan oksigen masih menjadi salah satu fokus utama Pemprov Sumbar dikarenakan kebutuhan yang tinggi, tapi juga menghadapi beberapa kendala dalam penyediaannya.
"Kebutuhan oksigen kita per hari hampir 22 ton untuk memasok lebih kurang 101 rumah sakit. Sementara ketersediaannya kurang dari separuh. Ini kita coba atasi melalui Satgas Oksigen yang sudah pro aktif," kata Mahyeldi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Selasa (10/8/2021).
Baca juga: Suplai Oksigen Terputus, Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Sumbar Menjerit
Mahyeldi menyebutkan persoalan yang terjadi di antaranya terbatasnya perusahaan penyedia transportasi liquid oksigen, terbatasnya isotank penyedia dan terbatasnya tabung-tabung oksigen di rumah sakit.
"Namun Pemprov Sumbar tetap berupaya agar ketersediaan oksigen bagi pasien Covid-19 di Sumbar dapat terpenuhi," kata Mahyeldi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.