Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yanuarius, Pensiunan Guru yang Memilih Jadi Petani Cabai, Raup Omzet Puluhan Juta

Kompas.com - 12/08/2021, 11:34 WIB
Nansianus Taris,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - "Tidak ada kata pensiun untuk berkarya," demikian pedoman hidup dari Yanuarius (62), pensiunan guru asal Desa Koting B, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, NTT.

Yuven, sapaan akrabnya, menceritakan, sejak pensiun dari guru pada tahun 2010 lalu, dia memilih menghabiskan masa pensiunnya menjadi petani hortikultura.

Dirinya memilih bergelut dengan pertanian bukan hanya karena hobi, tetapi ingin menjadi bos atas diri sendiri.

Baca juga: Kenapa Cabai yang Ditanam Sendiri Tidak Pedas? Penyebab dan Solusinya

Tanam 1.000 cabai

Awalnya ia fokus menanam cabai besar varietas Pilar F1 dan Astina F1.

Tahap pertama, lanjutnya, ia menanam 1000 pohon cabai di atas lahan miliknya seluas 1/4 hektare di Wajongaur, Desa Koting-B.

Selain cabai, ia juga menanam buncis 3000 pohon, tomat, dan sayur.

Ia menuturkan, tanaman cabai itu dipanen tiga kali setahun.

“Setiap pohon menghasilkan 1 kilogram cabai dengan dengan harga Rp 30 ribu. Berarti hasil yang diperoleh setiap kali panen Rp 30 juta. Tambah hasil tomat dan sayur. Hasilnya luar biasa," ungkap Yuvens kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis pagi.

Baca juga: Jalan Trans Flores Ende-Maumere Tertutup Longsor, Aktivitas Lalu Lintas Terganggu

 

Ilustrasi CabaiDok. Kementan Ilustrasi Cabai
Dipasarkan ke kota

Ia mengatakan, cabai dan sayur yang sudah dipanen langsung dipasarkan ke Kota Maumere dan sekitarnya.

Ada juga pedagang yang datang langsung ke kebunnya untuk memborong cabai dan sayur.

Ia mengaku, hasil usaha tanaman hortikultura khususnya cabai cukup menggiurkan.

Hasil usaha hortikultura itu pun bisa membiayai sekolah anak-anak dan kebutuhan ekonomi keluarga. Selain itu, ia bisa membeli kendaraan roda dua dan membuat rumah permanen.

"Kalau andalkan gaji pensiun guru tidak seberapa. Dengan usaha tanaman horti ini bisa membantu menopang kehidupan ekonomi keluarga di masa pensiun ini,” ucapnya.

Baca juga: Dipecat karena Pandemi, Sopir Bus Ini Tekuni Bisnis Melukis Wayang di Batu Kali

Edukasi kepada masyarakat

Yuven mengaku, dirinya mengembangkan usaha holti itu untuk memberikan contoh kepada generasi muda bahwa usia lanjut bukan berarti berhenti berkarya.

"Kuncinya jangan malu dan gengsi untuk bergelut dengan lumpur. Sepanjang kita ada niat dan serius, niscaya pasti ada hasil," ujarnya.

Ia pun berharap, semoga usaha yang digelutinya itu bisa menjadi contoh bagi siapa pun bahwa pertanian masih merupakan sektor menjanjikan.

"Semoga apa yang saya laukan ini bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda, sehingga banyak petani-petani hortikultura milenial,” ungkapnya.

"Prinsipnya adalah kerja apa saja yang penting positif dan bisa menghasilkan uang," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncangan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncangan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Regional
Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Regional
Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Regional
Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Regional
Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Regional
Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Regional
Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Desa di Purworejo Ini Terbangkan 'Drone' untuk Basmi Hama Wereng

Desa di Purworejo Ini Terbangkan "Drone" untuk Basmi Hama Wereng

Regional
Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Indekos

Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Indekos

Regional
Gagalkan Penyelundupan Senpi dan Amunisi ke KKB Papua, 10 Polisi di Ambon Dapat Penghargaan

Gagalkan Penyelundupan Senpi dan Amunisi ke KKB Papua, 10 Polisi di Ambon Dapat Penghargaan

Regional
Mayat Perempuan Tanpa Busana Ditemukan di Sungai Mungkung Sragen

Mayat Perempuan Tanpa Busana Ditemukan di Sungai Mungkung Sragen

Regional
Setubuhi Pacar Berkali-kali, Pemuda di Nunukan Ditangkap Polisi

Setubuhi Pacar Berkali-kali, Pemuda di Nunukan Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com