Hal senada disampaikan Jajang (38), pedagang bendera asal Desa Haruman, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.
Menurutnya, omset penjualan bendera pada tahun kedua pandemi ini turun drastis.
"Iya turun drastis sampai 70 persen. Yang beli memang ada satu dua tiap hari. Tapi sekarang mah, saya banyak tidurnya di sini (Tak melayani pembeli)," ujar Jajang.
Jajang menuturkan, menjelang HUT RI, ia bersama rombongannya dari Garut tiap tahun berjualan bendera di wilayah Sumedang kota.
"Iya kami satu grup, semua dari Garut. Ada yang udah jualan dari tanggal 20 Juli, ada juga yang baru mulai jualan tanggal 1 Agustus kemarin. Tiap tahun jualan di Sumedang. Barangnya juga ngambil dari Garut, asli bendera buatan Garut," tutur Jajang.
Jajang juga berharap pandemi cepat berakhir sehingga daya beli masyarakat bisa kembali meningkat.
"Iya dua tahun pandemi ini sepi. Daya beli masyarakatnya kurang. Harapannya mah corona ini cepat berakhir. Biar hidup bisa normal lagi. Kalau tahun sebelum pandemi mah, tanggal segini teh lagi ramai-ramainya yang beli bendera. Sekarang mah sepi," sebut Jajang.
Sementara itu, Rahman (35), warga Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang mengatakan, tahun ini ia tidak membeli bendera merah putih.
"Gak beli karena bendera yang tahun kemarin masih ada. Biasanya tiap tahun memang beli yang baru, tapi dengan kondisi seperti sekarang ini, dari pada uangnya buat beli bendera mending dipakai buat kebutuhan rumah tangga yang lain," kata Rahman kepada Kompas.com di wilayah Sumedang kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.