Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarmi, Penjual Ubi yang Tertipu Uang Palsu Rp 100.000 adalah Tulang Punggung Keluarga

Kompas.com - 08/08/2021, 18:21 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Sumarmi, pedagang ubi yang menjadi korban peredaran uang palsu di Pasar Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, adalah tulang punggung keluarga.

Ia berjualan ubi untuk menghidupi suaminya dan seorang anak.

"Suami saya enggak kerja. Aktivitasnya bantu-bantu saya mempersiapkan barang dagangan," ujar Sumarmi dalam sambungan telepon, Minggu (8/8/2021).

Sumarmi menceritakan, sudah sekian lama berprofesi sebagai pedagang umbi-umbian. Namun aktivitasnya berdagang di Pasar Mojo itu belum lama, sekitar tujuh bulan ini.

Barang yang dijual juga bukan hasil panen ladangnya sendiri. Semuanya kulakan di Pasar Besar.

Baca juga: Kisah Pilu Nenek Penjual Ubi Tertipu Uang Palsu Rp 100.000, Sempat Lari Cari Pelaku hingga Tak Bisa Jualan

"Suami saya yang kulakan," ujar warga Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri ini.

Penghasilan berjualan ubi juga tidak banyak. Ia memperoleh keuntungan sekitar Rp 1.000 untuk setiap satu kilogram ubi yang terjual.

Sumarmi saat menjajakan dagangannya di Pasar Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (8/8/2021).Dok. Enik Endiati Sumarmi saat menjajakan dagangannya di Pasar Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (8/8/2021).

Sehingga saat menjadi korban peredaran uang palsu Rp 100.000, ia harus menanggung kerugian yang cukup besar.

"Uang Rp 100.000 bisa dapat ubi sekarung. Sekarung itu biasanya baru habis lima hari," ungkapnya.

Selain ubi, ia juga melengkapi dagangannya dengan ketela dan labu. Sehingga, jika ubinya tak laku, masih ada barang dagangan lain yang mungkin ditawar pembeli.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com