Setelah sempat bertukar pikiran, kelima mahasiswa tersebut lantas mencoba mewujudkan apa yang dipikirkan.
Mulai dari pencarian bahan, melakukan penelitian, hingga akhirnya berhasil membuat semprotan aroma terapi pelega napas untuk orang yang merasa tidak nyaman mengenakan masker dalam waktu cukup lama.
Sementara Rochimia, salah seorang mahasiswi yang terlibat dalam pembuatan produk semprotan ini menjelaskan, kulit jeruk manis dipilih usai mereka banyak melihat banyak pedagang minuman segar maupun jus, membuang begitu saja kulit jeruk tersebut ke tempat sampah.
"Itu yang kemudian terpikir oleh kami, untuk memanfaatkannya daripada dibuang begitu saja. Padahal kulit jeruk dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan yang bermanfaat, seperti spray pelega napas ini misalnya,” tutur Rochimia, yang juga ketua tim.
Baca juga: Pemprov Papua Perketat Akses Penumpang Laut dan Bandara, Ini Aturannya
Terlebih, lanjut Rochimia, diketahui jika kulit jeruk memiliki kandungan minyak atsiri, yang dapat dimanfaatkan sebagai aroma terapi.
Dengan tim yang beranggotakan lima mahasiswi ini, butuh waktu dua hari untuk dapat membuat semprotan aroma terapi pelega napas seperti yang mereka harapkan.
"Karena kami juga harus mencari lapak penjual jus dan minuman jeruk segar di wilayah Gresik, yang mau diajak kerja sama," ucap Rochimia.
Adapun peralatan yang digunakan untuk membuat semprotan aroma terapi pelega napas ini, mereka merakit alat untuk destilasi dari bahan-bahan sederhana dan kerap dijumpai di dapur banyak orang.
"Destilasi yang kami lakukan yaitu destilasi sederhana, dengan menggunaan alat seperti kukusan, wadah air, selang dan wadah untuk menampung hasil destilat," kata Rochimia.
Sebagai tindak lanjut dari penelitian yang mereka lakukan, kelima mahasiswa tersebut mencoba memasarkan semprotan aroma terapi pelega napas dengan label JerPay Mint, yang dipatok seharga Rp 10.000 per botol berukuran 10 mililiter.
Tidak hanya secara konvensional, namun mereka juga coba memasarkannya melalui e-commerce.
"Rencana ke depan kami ingin mendaftarkan ke BPOM, dengan harapan mampu meningkatkan kualitas produk serta menjamin keamanan dan kehalalannya," tutup Rochimia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.