Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pedagang Malioboro: Sekarang Lebih Berat, Boleh Jualan tapi Akses Jalan Ditutup

Kompas.com - 30/07/2021, 14:39 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah pedagang melakukan aksi memasang bendera putih di kawasan Malioboro, Yogyakarta.

Hal itu sebagai bentuk ungkapan perasaan bahwa mereka sudah menyerah dengan keadaan ekonomi selama pandemi Covid-19.

Terlebih lagi, sejak adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga level membuat perekonomiannya kian terpuruk.

"Sekarang lebih berat,diperbolehkan jualan tapi akses jalan masih ditutup. Kita membuat makanan thok tapi tak bisa jual. Pembeli belum ada. Kalau akses dibuka mungkin banyak pembelinya. Kalau sekarang ditutup belum ada pembeli," ungkap pedagang kaki lima (PKL) Malioboro, Dimanto (64), Jumat (30/7/2021).

Baca juga: Pedagang Malioboro Yogya Pasang Bendera Putih Tanda Menyerah: Kami Tak Bisa Apa-apa Lagi

Selama pandemi Covid-19, ia juga mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.

Oleh karena itu, dengan pemasangan bendera putih itu diharapkan dapat mengetuk hati pemerintah agar dapat memberikan bantuan kepada para pedagang.

"Ya kalau kaki lima parah, terutama kuliner. Karena sejak Covid-19 ada belum pernah ada bantuan apapun dari pemerintah. Kita mengetuk hati pemerintah supaya memberikan sedikit bantuan terutama pedagang kaki lima yang ada di Malioboro," katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro, Desio Hartonowati mengatakan, meski saat PPKM level diberikan kelonggaran untuk makan di tempat, tapi pedagang masih kesulitan.

Baca juga: Bendera Putih Berkibar di Malioboro, Pedagang: Bukan Protes, Kami Menyerah...


Pasalnya, jam operasional dibatasi hingga pukul 20.00 WIB. Padahal, para pedagang rata-rata membuka lapak jualan mereka pada sore hari.

"Pedagang kuliner, kami tetap tidak bisa jualan. Dengan rentang waktu 1,5 jam kami tidak bisa jualan, tetap tutup total," katanya saat ditemui di Malioboro.

"Kita buka pukul 18.00 WIB, aturan jam 20.00 WIB tutup. Karena itu kami minta kebijakan pemerintah daerah supaya bisa berjualan sampai pukul 23.00 WIB," katanya.

Sementara terkait pemasangan bendera putih itu ia menegaskan bukan sebagai bentuk protes, melainkan ungkapan menyerah kepada pemerintah.

"Bukan protes, imbauan supaya mengerti perasaan PKL bahwa ekonomi lumpuh total tidak ada pedagang tidak ada pengunjung," kata dia.

"Menyerah secara universal. Kami enggak bisa berbuat apa-apa lagi," ungkapnya.

Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com