YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan kasus kematian Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, membuat perajin peti mati kewalahan menerima pesanan.
Srini, perajin peti mati di Jalan Parangtritis, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, mengatakan permintaan peti mati saat ini mencapai belasan unit dalam sehari.
"Semingguan ini permintaan meningkat, Saya dan suami kewalahan. Lah bagimana tidak, wong sehari bisa 10 peti, dulu belum tentu terjual," kata kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Ironi Penjual Peti Mati, Omzet Naik Tajam di Tengah Banyaknya Kematian
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Srini mengaku hanya mampu menjual satu hingga dua peti mati. Bahkan, pernah tak laku sama sekali dalam sebulan.
Srini bersama suaminya saat ini harus memproduksi minimal belasan peti mati. Untuk satu unit peti mati dihargai Rp 500.000.
"Jadi untuk memenuhi permintaan yang tinggi ini kami harus memotong kayu sendiri," kata Srini
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengaku kasus kematian Covid-19 di wilayahnya cukup tinggi dalam sepekan terakhir.
"Di mana semakin cepat mudah menular dan semakin tinggi keganasannya," kata oki panggilan akrab Sri Wahyu
Baca juga: Dinkes: Angka Kematian Covid-19 di Jawa Tengah Turun
Dari data Pemkab Bantul, sampai Senin (12/7/2021), kasus Covid-19 bertambah sebanyak 816 orang, sembuh 317 orang, dan 25 orang meninggal dunia.
Total kasus Covid-19 di Bantul mencapai 29.621 orang. Rinciannya, sembuh 18.481 orang, 10.465 menjalani isolasi, dan 675 orang meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.