SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat angka kematian karena Covid-19 di Jawa Tengah sebesar 6,18 persen.
Meski belum terlalu signifikan, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan minggu sebelumnya semenjak diberlakukan PPKM Darurat di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan angka kematian atau case fatality rate mengalami penurunan dari 6,36 persen menjadi 6,18 persen.
Baca juga: Baru 25 Persen Warga Gunungkidul Divaksin
Jumlah tersebut seiring dengan meningkatnya angka kesembuhan atau recovery rate dibandingkan dengan minggu lalu.
"Jadi kalau kita lihat terjadi penurunan CFR dari 6,36 persen menjadi 6,18 persen lalu revovery rate meningkat 85 persen menjadi 85,19 persen," kata Yulianto usai rapat penanganan Covid-19, Senin (12/7/2021).
Yulianto mencontohkan daerah yang mengalami penurunan kasus dari minggu ke minggu seperti di Kabupaten Kudus.
Bahkan, saat ini tingkat hunian di rumah sakit seperti di RSUD Loekmono Hadi Kudus juga cukup longgar yang mana sebelumnya mencapai 100 persen.
"Kemarin saya tanya Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus (Abdul Aziz Achyar) kira-kira hanya 50-60 persen dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya sampai 100 persen," ucapnya.
Yulianto mengungkapkan setelah sempat mengalami lonjakan, saat ini kondisi rumah sakit di Kudus sudah bisa menerima pasien dari luar Kudus.
Padahal, sebelumnya rumah sakit di Kudus sampai harus mengirim banyak pasien ke luar daerah Kudus.
“Ini cukup menggembirakan. Moga-moga, kabupaten dan kota yang lain juga mengalami suatu perbaikan penurunan kasus, penurunan jumlah kematian. Kita harapkan, ya,” ucapnya.
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Ditemukan di Magelang, Masyarakat Diimbau Tak Panik
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, telah terjadi penurunan kasus dengan adanya PPKM darurat.
“Ada, ada (penurunan kasus). Lumayan sih,” katanya.
Pihaknya tidak tinggal diam dalam berupaya menurunkan angka kasus Covid-19 di Jawa Tengah.
"Kita sudah membuat satu prediksi konfirmasi menggunakan yang pusat kalau kita diam saja ini kemungkinan akan tambah terus sampai dengan kira-kira tanggal 20 nanti bisa sampai 6.117 kasus kan membahayakan ya, kalau segitu kan ngeri tapi kalau kita bisa intervensi bisa sampai 4.567 kasus," ucapnya.