Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan Viral di Medsos, Dokter yang Tangani Covid-19 di Ponorogo Diancam Warganet

Kompas.com - 02/06/2021, 06:00 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Tangkapan layar warganet mengancam seorang dokter yang menangani Covid-19 di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, viral di media sosial Facebook.

Dua pemilik akun Facebook HDW dan AR berkomentar akan melakukan kekerasan kepada tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid-19.

Akun Facebook HDW dalam screenshot komentarnya menulis, "golek i ae dokter e terus di tekek opo di sontek mati.... Ben kapok... Covid e wis ilang tpi dokter sing sik ngetokne virus iki langsung ae di golek i sopo sing nangani pasien terus di idak cengel e ben ra kesuwen."

(Cari saja dokternya, lalu dicekik atau disuntik mati. Biar jera. Covid sudah hilang, tetapi dokter yang masih mengeluarkan virus ini langsung saja dicari siapa yang menangani pasien. Lalu diinjak lehernya biar tidak kelamaan).

Baca juga: Ini Penjelasan Mengapa Bupati Tegal Positif Covid-19 meski Sudah Divaksin 2 Kali

Usai HDW menulis komentar tersebut, AR kemudian menimpali dengan komentar, "HDW, nek butuh bantuan jejeki cocote doktere aku yo meluu." (HDW, kalau butuh bantuan injak-injak mulutnya dokter, aku juga ikut).

Menanggapi hal tersebut, Ketua IDI Ponorogo Aris Cahyono mengatakan, ancaman itu menambah beban moral para nakes yang menangani covid-19 di bumi reyog.

Padahal, selama pandemi, nakes di Kabupaten Ponorogo sudah bekerja maksimal sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

“Kita sudah bekerja maksimal terutama nakes yang merawat Covid-19. Ancaman ini menambah beban moral kami selama pandemi,” ujar Aris.

Baca juga: Kepala Dinkes dan Jubir Satgas Covid-19 Kudus Terpapar Virus Corona

Kendati diancam warganet di media sosial, kata Aris, IDI Ponorogo menyikapi dengan kepala dingin dan bersabar.

Ia berharap masyarakat lebih memahami kerja nakes dan memahami lebih mendalam terkait penyakit Covid-19.

“Kami menyadari pemahaman masyarakat bisa berbeda-beda. Ada orang yang ingin mencari detail penyakit ini dan ada yang mendengar sepotong-sepotong. Dan ada juga yang terprovokasi dan ikut-ikutan memandang bahwa Covid-19 itu tidak ada,” ungkap Aris,

Ia menambahkan, informasi yang beredar di masyarakat memang sering kali hanya satu arah, sehingga menimbulkan kesalahpahaman serta persepsi negatif kepada nakes.

“Yang mem-posting mungkin hanya menyampaikan dari satu sudut pandang dia sendiri sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Bisa jadi karena informasi yang dia terima satu arah sehingga menimbulkan persepsi yang salah terkait nakes yang merawat Covid-19,” jelas Aris.

Terhadap persoalan itu, IDI menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.

Tak hanya itu, IDI juga meminta perlindungan kepada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko terkait ancaman tersebut.

"Kami tidak melawan. Jadi kami serahkan ke penegak hukum saja," pungkas Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com