Musakkir mengakui ia bukan orang mampu. Anak semata wayangnya juga bekerja sebagai buruh bangunan dan istrinya menjadi TKW di Malaysia.
Namun sebagai manusia, ia hanya memiliki hati nurani. Dengan tegas ia mengatakan, nuranilah yang menjadikan orang disebut sebagai manusia.
‘’Tanpa nurani yang menggerakkan akal budi, masih layakkah kita disebut manusia? bukan kekayaan harta, tapi sedikit empati dan manusiawi, hanya itu yang saya punya. Biar saya susah, apa yang saya makan, itu juga dimakan kakek yang saya kasih tinggal di rumahku,’’tegasnya.
Baca juga: Ibu dan 6 Anaknya Telantar di Malaysia, Upaya Pemulangan Terkendala Dokumen
Ia mengaku sama sekali tidak mengenal si kakek. Entah apa latar belakangnya. Banyak kabar yang ia dengar, kakek Hasan memang sering tinggal berpindah pindah tempat dari satu rumah kebun ke rumah kebun lainnya.
Dulunya, sesuai kabar yang ia dengar, kakek tersebut hanya menawarkan diri untuk bekerja sebagai kuli ketika ada orang membangun rumah demi bertahan hidup. Ia juga tidak tahu pasti sejak kapan si kakek ada di Nunukan.
Semua yang dia lakukan semata karena kemanusiaan dan memanusiakan manusia.
Berniat datangi bupati
Musakkir mengaku telah melaporkan adanya orang terlantar yang ia tampung di rumahnya.
Ia mendatangi Dinas Sosial setempat dan menceritakan betapa ia ingin mengantar di kakek pulang kampung untuk menuntaskan tanggung jawab moralnya.
Sayang, beberapa kali ia mendapat jawaban mengecewakan karena Pemerintah Kabupaten Nunukan ternyata tidak menganggarkan pemulangan bagi orang terlantar.
‘’Mereka bilang tidak ada anggaran untuk itu. Jadi saya sudah bingung harus bagaimana? saya takut Kakek Hasan meninggal di rumah saya. Sempat saya berpikir nekat untuk datang ke rumah Bupati untuk minta ongkos dan membawanya ke keluarganya,’’kata Musakkir.
Ia bahkan berniat menjual motor satu-satunya demi biaya kepulangan si kakek. Di sisi lain, ia cukup gembira karena Pemkab Nunukan sudah melacak alamat si kakek, yaitu di Jalan Veteran Kota Makassar Sulawesi Selatan.
Biaya kepulangan ditanggung Baznas Nunukan
Sekretaris Dinas Sosial Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi tidak membantah jika pemerintah Kabupaten Nunukan tidak mengalokasikan anggaran untuk pemulangan dan pengurusan orang terlantar.
Namun Dinas Sosial sudah meneruskan permohonan Musakkir ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Nunukan untuk mengakomodir permintaan tersebut.
‘’Kami sudah bermohon ke Baznas untuk biaya pemulangan kakek yang terlantar dan ditampung pak Musakkir. Memang benar Dinas Sosial tidak memiliki anggaran untuk orang terlantar tahun ini. Jadi jalannya kami bersinergi dengan Baznas,’’jawabnya.
Terpisah, Kepala Kantor Baznas Nunukan Zahri Fadli juga mengakui mendapat permohonan bantuan dari Pemkab Nunukan untuk pemulangan kakek Hasan Bin Said.
Surat tersebut baru diterima Jumat (21/5/2021) dan sudah ditindak lanjuti. Diagendakan hari Senin (24/5/2021), Baznas akan mengantarkan bantuan tersebut.
‘’Kebetulan bagian yang menangani itu masih bertugas di luar pulau. Jadi Insyaalloh senin besok kami realisasikan. Anggarannya hampir Rp 5 juta, dengan rincian biaya kepulangan termasuk dua orang pendamping,’’jawabnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.