Saat lulus, Baladewa mendapatkan hadiah pusaka pemusnah yang dahsyat yakni Nanggala dan Alugara.
Nanggala berwujud mata bajak dan Alugara berupa gada dengan kedua ujung runcing.
Baladewa juga menguasai ilmu yang memungkinkan dia terbang dengan kecepatan tinggi yakni Aji Jaladara. Karena itu, Baladewa juga memiliki nama lain yakni Wasi Jaladara.
Pusaka Nanggala lebih dikenal dibandingkan sang pemiliknya, Sang Baladewa karena kedahsyatannya.
Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Melacak Jejak Si Monster Laut KRI Nanggala-402 | Doain Selamat, Dek...
Karena ampuhnya, Nanggala tak boleh banyak diperlihatkan di depan orang lain.
Nanggala dikisahkan bisa melelehkan gunung, membelah lautan, dan mengakhiri nasib matahari dalam sekali tebas.
Sebuah kisah menceritakan kehebatan Nanggala. Suatu sore, Baladewa keluar membawa Nanggala. Sontak ribuan dewa berkuda awak turun.
Mereka menghadang langka Baladewa dan berkata."Hai Baladewa. Jangan kau bawa-bawa pusaka itu keluar padepokanmu sembarangan. Simpan sampai nani Perang Bharatayuda pecah."
Baca juga: Sejumlah Upaya Pemerintah dalam Mencari Kapal Selam KRI Nanggala
Saat pecah Perang Baratayud, Baladewa menjunjung sikap adil dan berusaha tidak memihak antara Kurawa dan Pandawa.
Akhirnya sesuai dengan keinginan Kresna, Prabu Baladewa memutuskan untuk tidak menyaksikan perang besar yang menyedihkan hatinya.
Ia pun mulai bertapa di Grojogan Sewu yang saat ini diyakini berada di Dusun Beteng, Desa Jatimulyi, Girimulyo, Kulonprogo.
Baca juga: Saya Masih Yakin Kapal Nanggala Ketemu, dan Anak Saya Bisa Pulang
Gemuruh air terjun diharapkan dapat membuat telinganya tak mendengar suaa perang.
Suatu hari ia mendengar kematian Prabu Kresna dan Kerajaan Dwrawati hancur. Baladewa pun merasa sedih karena saudara yang amat ia kasihi meninggal lebih dahulu.
Ia pun kembali pergi ke hutan dan bertapa selama berbulan-bulan hingga ia pun meninggal dunia.
Baca juga: Doa Istri Awak KRI Nanggala-402: Semoga Serda Diyut dan ABK Semuanya Cepat Ditemukan...