Apa yang diucapkan Azwin tidak berdasar.
Hingga 14 April lalu, sudah 42.906 orang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia.
Menurut data Kementerian Kesehatan. hampir setengah dari total yang kehilangan nyawa itu adalah lansia,
Lansia dikategorikan pemerintah sebagai kelompok berisiko tinggi karena jika tertular Covid-19, kondisi kesehatan mereka bisa cepat memburuk.
Baca juga: Ini Kriteria Pendamping 2 Lansia yang Bisa Ikut Divaksinasi Covid-19
Namun jumlah lansia di Indonesia yang menerima vaksin masih jauh dari target. Itu salah satunya tercermin di Sumatera Barat.
Dari sekitar 400 ribu lansia, baru 6.400 di antaranya yang menerima vaksin hingga pertengahan April ini.
"Lansia belum mendapat informasi yang utuh tentang pentingnya vaksin," kata Ketua Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Arry Yuswandi.
"Banyak lansia juga tidak bisa mendaftar karena pendaftaran online. Ada juga kendala dengan siapa mereka bisa datang ke puskesmas," ujarnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Banjarmasin Minta Seluruh Puskesmas Percepat Vaksinasi Lansia
Seiring pelaksanaan vaksinasi tahap dua yang makin mendekati tenggat akhir, Arry menyebut pihaknya telah memperluas informasi pentingnya vaksin Covid-19 untuk lansia.
Arry berkata juga memerintahkan petugas medis di seluruh puskesmas seantero Sumatera Barat untuk menjemput lansia, membawa ke tempat vaksinasi, lalu memulangkan mereka ke rumah.
Artinya, kata Arry, para lansia di provinsinya tidak perlu status terdaftar untuk menerima vaksin.
Baca juga: Banjir Terjang Kabupaten Madiun, Ratusan Warga Mengungsi, Lansia dan Anak-anak Kedinginan
Sejumlah siasat juga diterapkan pemerintahan daerah lain. Lansia di Kediri, Jawa Timur, misalnya, dapat menerima vaksin di balai kota tanpa perlu mengantre atau turun dari kendaraan.
Adapun Pemerintah Kota Surabaya menghadiahi para lansia yang baru saja menerima vaksin dengan berkeliling di atas odong-odong.
Jakarta belakangan juga menjadi salah satu kota dengan jumlah pusat vaksinasi terbanyak. Penyaluran vaksin digelar hingga di kantor kelurahan dan berbagai sekolah untuk memudahkan lansia.
Baca juga: Kades dan Lurah Diminta Aktif Mobilisasi Lansia untuk Ikut Vaksinasi Covid-19
Program antar-jemput lansia ke tempat vaksinasi menggunakan bis sekolah milik Pemprov DKI Jakarta juga sudah mulai berjalan.
Meski begitu, inisiatif setiap pemerintah daerah tak akan cukup kuat menggenjot capaian vaksin lansia, menurut Pandu Riono, epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pandu berkata, gerakan vaksinasi lansia harus dikampanyekan Presiden Joko Widodo dalam skala nasional.
Baca juga: Selama Ramadhan, Vaksinasi Lansia di Banyumas Digelar Malam Hari
"Kalau Jokowi sudah angkat bicara dan memerintahkan semua kepala daerah fokus pada vaksinasi lansia, itu baru keputusan pemimpin yang berani agar kepala daerah tidak setengah-setengah," kata Pandu.
Jika pelaksanaannya benar-benar digenjot dari pusat, Pandu yakin pemerintah daerah bisa mengerahkan seluruh pegawai dan sarana-prasarana untuk memastikan para lansia menerima vaksin.
"Tidak ada alasan tidak bisa meningkatan cakupan vaksinasi. Karena belum ada perintah langsung dari presiden untuk habis-habisan, implementasinya masih setengah-setengah," ucapnya.
Tujuannya, kata dia, agar kalaupun lansia terpapar virus corona, kondisi kesehatan mereka tidak akan anjlok atau bergejala parah.