KOMPAS.com - Kapolda Papua Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Mathius D Fakhiri masih kesulitan melakukan evakuasi terhadap warga yang berada di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Hal itu dikarenakan kondisi keamanan di sekitar Bandara Beoga belum kondusif dari gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Apabila kami bisa mengamankan parameter di sekitar Bandara Beoga maka pasti kami akan bawa masyarakat yang ada di sana keluar dari wilayah itu," ujar dia dilansir dari Antara, Senin (12/4/2021).
Dijelaskan dia, saat ini ada sekitar 40 warga pendatang dari luar Papua yang meminta dievakuasi dari wilayah tersebut.
Baca juga: Terancam Setelah Dua Guru Ditembak Mati KKB, Puluhan Warga Beoga Minta Dievakuasi
Pasalnya, kondisi keselamatannya merasa terancam setelah ada dua orang guru yang tewas ditembak KKB pada pekan lalu.
Puluhan warga pendatang itu sebagian berprofesi sebagai guru, pedagang, dan tukang ojek.
Untuk menghindari hal yang tak diinginkan terjadi, saat ini mereka berlindung di Kantor Koramil dan Polsek Beoga.
"Tadi malam saya mendapat informasi ada sekitar 40-an orang. Mudah-mudahan mereka bisa dievakuasi keluar dari sana," kata Fakhiri.
Baca juga: Helikopter di Bandara Ilaga Dibakar KKB, Ini Penjelasan Kapolda Papua
Seperti diketahui, pada Kamis (8/4/2021) lalu seorang guru SD Kelmabet bernama Oktovianus Rayo (42) tewas ditembak KKB saat menjaga kios.
Sehari setelahnya, Yonathan Renden, selaku guru SMP Negeri 1 Beoga juga tewas setelah diberondong tembakan oleh KKB.
Jenazah kedua korban baru bisa dievakuasi setelah permintaan uang tebusan dipenuhi oleh pemerintah kabupaten setempat.
Editor : Robertus Belarminus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.