Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Sebut Balai Desa Jadi Tempat Strategis bagi Pengungsi Korban Gempa Malang

Kompas.com - 11/04/2021, 14:34 WIB
Andi Hartik,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, balai desa menjadi alternatif terbaik bagi korban gempa yang butuh tempat pengungsian.

Menurutnya, penanganan korban gempa berbeda dengan penanganan korban banjir.

Korban terdampak gempa tidak bisa diungsikan dalam satu tempat yang menyebabkan akses menjadi sempit.

Baca juga: Dampak Gempa Malang, Pemkab Blitar Perkirakan Total Kerugian Rp 1 Miliar

Khofifah mengatakan, korban gempa harus diungsikan ke lokasi dengan akses yang luas. Hal ini sebagai antisipasi jika terjadi gempa susulan.

Selain itu, korban gempa juga mengalami trauma psikologis akibat guncangan yang dialaminya.

"Sangat berbeda tempat pengungsian mereka yang terdampak gempa dengan banjir, berbeda. Ada trauma psikologis kalau gempa. Karena ada gempa-gempa susulan," kata Khofifah saat meninjau dampak gempa di MAN 2 Malang, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu (11/4/2021).

Potensi gempa susulan dan trauma psikologis itu yang membuat tempat pengungsian korban gempa harus memiliki akses yang luas.

"Itu yang menjadikan berbeda untuk menyiapkan tempat pengungsian kalau yang terdampak gempa dibutuhkan ruang yang relatif longgar untuk mereka memastikan bahwa suasana aman," katanya.

"Kalau misalnya ada gempa susulan, mereka tidak berbondong-bondong ke luar lalu akses pintunya terbatas misalnya," jelasnya.

Baca juga: Kunjungi Lokasi Terdampak Gempa Malang, Khofifah Minta 3 Layanan Dasar Segera Diperbaiki

Karena itu, Khofifah menganggap balai desa sebagai lokasi pengungsian yang efektif bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa.

Menurutnya, dengan mengungsi ke balai desa masing-masing, akses para pengungsi menjadi lebih luas.

"Maka balai desa menjadi opsi yang sangat strategis. Bapak Bupati Malang, Bupati Lumajang sama, opsinya tempat pengungsian di balai desa. Karena itu yang memungkinkan orang bisa mengakses jika ada gempa susulan kemudian mereka akan menyelamatkan diri," ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, hingga Minggu (11/4/2021) pukul 10.00 WIB, kerusakan rumah warga akibat gempa sebanyak 1.697 unit.

Rinciannya, rusak ringan sebanyak 878 unit, rusak sedang sebanyak 392 unit dan rusak berat sebanyak sebanyak 427 unit.

Diketahui, gempa terjadi di laut selatan Malang, Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB. Gempa mengguncang sejumlah daerah di Jawa Timur dan merusak sejumlah bangunan di berbagai tempat.

Selain di Kabupaten Malang, kerusakan parah juga terjadi di Lumajang dan Blitar.

Gempa itu bermagnitudo 6,7, kemudian diperbarui menjadi 6,1.

Hingga Minggu (11/4/2021) pukul 06.54 WIB, sudah terjadi sembilan kali gempa susulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com