BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto mengatakan, terbakarnya kilang minyak Balongan di Kabupaten Indramayu tentunya akan berdampak pada ekonomi.
"Kami menyoroti dampaknya kepada masyarakat sekitar. Kami sudah rapat, Kantor BI Cirebon sekarang tengah assesment dampak ke masyarakat seperti apa," ujar Herawanto di Saung Angklung Udjo (SAU) Bandung, Kamis (1/4/2021).
Sejauh ini, sambung Herawanto, kebakaran tersebut berpengaruh pada UMKM dan warung-warung sekitar. Namun karena letaknya tidak dekat, dampaknya pun tidak signifikan.
"Tapi untuk nasional, pengaruhnya besar," ucap Herawanto.
Baca juga: Sebar Hoaks Rumah Pengungsi Kebakaran Tangki Balongan Dijarah, Dua Pria Ditangkap Polisi
Namun, dalam bencana seperti ini, pemerintah memiliki emergency plan (rencana darurat), begitupun Pertamina.
Dalam emergency plan ini ada prioritas pemenuhan, sektor mana yang harus didahulukan. Misalnya, agar gerak industri tidak boleh terganggu, maka ada langkah yang harus dilakukan.
"Mapping koordinasi sudah. Sekarang, rencana emergency plan harus dilakukan," tutur dia.
Baca juga: Pertamina Balongan Belum Hitung Kerugian Terbakarnya 4 Tangki Kilang Minyak
Sementara itu, ahli ekonomi energi Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti mengungkapkan terbakarnya kilang minyak Pertamina Balongan tidak terlalu signifikan mengganggu pasokan BBM ke masyarakat.
“Tiga kilang itu berarti sekitar 10-15 persen, secara makro tidak mengalami disrupsi. Itu masih bisa ditangani Pertamina,” ucap dia.
Kapasitas produksi kilang minyak Pertamina Balongan selama ini mencapai 125.000 barel per hari. Disrupsi produksi akibat peristiwa kebakaran tersebut sekitar 10–15 persen.
Baca juga: Selidiki Penyebab Kilang Minyak Balongan Kebakaran, Polisi: Tunggu Api Padam
Artinya sekitar 12 ribuan barel produksi yang mengalami disrupsi.
Yayan meyakini, manajemen Pertamina masih mampu mengelola disrupsi ini dengan baik. Artinya, pasokan BBM pasca-terbakarnya tiga kilang tersebut dipastikan aman setidaknya hingga masa setelah Lebaran.
“Kalau kerusakannya di atas 50 persen saya kira baru bisa terdampak,” ujarnya.