Atang menuturkan sebelum menyebar menjadi 47 orang, klaster senam di Kabupaten Tasikmalaya ini awalnya menjangkiti 21 orang.
"Sebelumnya jumlah yang terpapar dari anggota sebuah sanggar senam tersebut hanya 21 orang dan diisolasi mandiri. Namun, saat hasil swab terakhir menjadi bertambah dan menular, makanya kita jemput untuk dilakukan isolasi terpusat supaya tak menyebar lagi,” tandasnya.
Menyoal munculnya klaster senam di wilayahnya, Wakil Bupati Tasikmalaya Dheni Rhamdani Sagara memerintahkan Satgas Covid-19 Kecamatan Puspahiang agar lebih menggiatkan pengawasan terhadap aktivitas warga.
Kata Dheni, untuk mencegah timbulnya kerumunan, satgas semestinya membuat pos terpadu hingga tingkat rukun tetangga (RT).
Baca juga: Sanggar Senam Jadi Klaster Covid-19, Ambulans Sampai Bolak-balik Jemput Pasien Positif
"Seharusnya memang keberangkatan itu (rombongan klub senam ke Garut) bisa dicegah oleh RT/RW. Lebih dari 20 orang kan tidak boleh," ucapnya.
Ia juga meminta seluruh aparat di masing-masing wilayah meningkatkan kesiagaan dalam penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Farid Assifa, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.