KOMPAS.com - Sebuah klub senam di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi klaster persebaran Covid-19.
Dari klaster senam ini, terdapat 47 orang yang positif Covid-19.
Kejadian ini bermula saat seorang anggota mereka mengalami anosmia (hilangnya kemampuan penciuman).
Itu terjadi usai dia mengikuti kegiatan berwisata bersama klub senamnya.
Pada 14 Februari 2021 lalu, klub senam ini melangsungkan perayaan ulang tahun di obyek wisata di kawasan Gunung Papandayan, Garut.
Acara diikuti oleh 40 anggota kub senam.
Mereka berangkat menggunakan satu bus, dua mobil pribadi, dan satu sepeda motor.
Di acara tersebut, terdapat juga klub senam dari Kota Bandung.
Seorang anggota klub senam asal Kabupaten Tasikmalaya yang mengalami anosmia itu kemudian memeriksakan diri ke Puskesmas Puspahiang pada 27 Februari 2021.
Dari data pemeriksaan, pasien tersebut ternyata sudah dua hari kehilangan kemampuan penciuman.
"Saat itu langsung dilakukan tracing dan mendapati sampai sekarang seluruhnya 47 orang positif Covid-19," jelas Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Nuraedidin, Jumat (12/3/2021).
Nuraedidin yang juga menjabat sebagai Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya ini mengatakan para pasien positif dari klaster senam tersebut itu kini telah berada di tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Kemenag, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Kamis (11/3/2021), mereka dibawa oleh belasan ambulans dari rumah masing-masing menuju tempat isolasi.
Setibanya di Asrama Haji, para pasien positif Covid-19 itu langsung menjalani pemeriksaan awal untuk memastikan kondisinya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya Atang Sumardi menyampaikan dari jumlah tersebut, ada tiga orang yang dipulangkan guna menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Jadi yang di Asrama Haji sekarang ada 44 orang yang menjalani isolasi terpusat. Tadi sesuai hasil pemeriksaan awal ada 3 orang yang bisa melanjutkan isolasi mandiri di rumahnya karena kondisinya tinggal penyembuhan saja," ungkapnya.
Atang menuturkan sebelum menyebar menjadi 47 orang, klaster senam di Kabupaten Tasikmalaya ini awalnya menjangkiti 21 orang.
"Sebelumnya jumlah yang terpapar dari anggota sebuah sanggar senam tersebut hanya 21 orang dan diisolasi mandiri. Namun, saat hasil swab terakhir menjadi bertambah dan menular, makanya kita jemput untuk dilakukan isolasi terpusat supaya tak menyebar lagi,” tandasnya.
Menyoal munculnya klaster senam di wilayahnya, Wakil Bupati Tasikmalaya Dheni Rhamdani Sagara memerintahkan Satgas Covid-19 Kecamatan Puspahiang agar lebih menggiatkan pengawasan terhadap aktivitas warga.
Kata Dheni, untuk mencegah timbulnya kerumunan, satgas semestinya membuat pos terpadu hingga tingkat rukun tetangga (RT).
"Seharusnya memang keberangkatan itu (rombongan klub senam ke Garut) bisa dicegah oleh RT/RW. Lebih dari 20 orang kan tidak boleh," ucapnya.
Ia juga meminta seluruh aparat di masing-masing wilayah meningkatkan kesiagaan dalam penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Farid Assifa, Khairina)
https://regional.kompas.com/read/2021/03/12/174433678/berawal-dari-wisata-bersama-sama-klub-senam-di-tasikmalaya-jadi-klaster