Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuda Nil Taman Safari Nyaris Telan Botol Plastik dan Tisu, Ini Fakta-faktanya

Kompas.com - 09/03/2021, 06:55 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kuda nil koleksi Taman Safari Indonesia (TSI) di kawasan Puncak Bogor hampir saja menelan sampah botol mineral dan tisu yang diduga dilempar oleh pengunjung.

Kejadian ini berlangsung pada Minggu (7/3/2021) sore.

“Temuan kami ada 1 botol mineral dan juga tisu, tapi semuanya tidak sampai tertelan," tutur Humas Taman Safari Indonesia Bogor, Yulius H Suprihardo, kepada Kompas.com, Senin (8/3/2021).

Setelah mengetahui kejadian itu, petugas TSI segera memeriksa dan membersihkan sampah yang ada di mulut hewan mamalia tersebut.

Baca juga: Foto Viral Kuda Nil di Taman Safari Bogor Diberi Makan Sampah, Ini Penjelasan Pengelola

“Saat ini satwanya sih aman karena kuda nilnya memuntahkan kembali sampah tersebut. Padahal, kalau sampai tertelan bisa menyebabkan kematian bagi satwa kami, kan botol plastik mineral itu kan terurai ratusan tahun," sebutnya.

Kondisi kuda nil betina bernama Ari itu masih dalam pantauan tim medis serta penjaganya.

Yulius menerangkan mereka terus mengobservasi kondisi kesehatan satwa tersebut.

"Kondisi dan nafsu makan Ari hari ini pun terpantau normal," bebernya.

Baca juga: Duduk Perkara Kuda Nil Taman Safari Diberi Makan Sampah Botol Plastik, Pengawasan Pengelola Dipertanyakan

 

Viral di media sosial

Ilustrasi viralShutterstock Ilustrasi viral

Peristiwa kuda nil yang nyaris memakan sampah ini terekam dalam video Instagram Story milik akun @cyntiactcete.

Namun, pemilik akun tersebut mengaku tidak sempat merekam perbuatan pengunjung yang diduga memberi makan sampah ke kuda nil.

Emang sih gk kerekam pas dy ngelemparnya (botol bekas minuman), tapi saksi mata banyak, ada tissue juga yang dilempar," tulis akun @cyntiactcete itu.

Di slide selanjutnya, pemilik akun menceritakan soal awal kejadian tersebut.

Baca juga: Puluhan Paus Terdampar di Pantai Madura, Disebut Fenomena Langka dan Baru Pertama Kali Terjadi


"Jadi kemarin, mobilku pas banget di belakang mobil dia, kuda nilnya memang lagi leyeh-leyeh di pinggir. Dari dalam mobil itu memang ada tangan yang keluar dan mengayun-ayunkan sampah plastik supaya kuda nilnya mangap. Pas mangap, eh dilemparnyalah sampah plastik ke dalam mulutnya (kuda nil)," tulisnya.

Pemilik akun itu mengatakan sempat membunyikan klakson untuk memberikan tanda.

Dia juga segera melaporkan ke pihak TSI ketika sudah berada di luar area Safari Journey.

Naluri

Ilustrasi kuda nil.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi kuda nil.

Yulius menjelaskan satwa-satwa di area Safari Journey mempunyai naluri membuka mulut lantaran setiap pengunjung ingin memberi makan.

Apalagi pada saat itu banyak wisatawan bermobil yang mengunjungi lokasi.

"Lokasinya 300 meter dari loket utama, lokasi itukan ada kuda nil di kanan, kiri. Kenapa kuda nil ini mangap? Karena dia punya naluri, dia mangap dikira (pengunjung) mau kasih makan tapi ternyata malah ngasih botol plastik bekas, itu sudah jelas salah, fatal. Apapun alasannya," terang Yulius.

Menurut Yulius, lewat aturan yang tertulis di brosur, pihaknya mengingatkan pengunjung agar jangan membuang sampah sembarangan dan tidak diperkenankan memberi makan satwa ketika menjalani Satnite Safari Journey.

Baca juga: Terungkap, Jagal Kucing di Medan Ternyata Punya Usaha Katering

Pengawasan dipertanyakan

Keramaian kendaraan di akses keluar pintu masuk Taman Safari Indonesia (TSI) Puncak Bogor, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (16/8/2020).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Keramaian kendaraan di akses keluar pintu masuk Taman Safari Indonesia (TSI) Puncak Bogor, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (16/8/2020).

Ketika ditanya soal pengawasan, Yulius mengaku bahwa saat itu memang ada petugas.

Akan tetapi karena luasnya area, petugas tidak bisa memantau seluruhnya.

"Kan TSI itu luas ya. Kembali lagi kesadaran si pengunjung sendiri gitu loh. Bank saja bisa dirampok apalagi ini (lempar sampah ke mulut kuda nil)," kata dia.

Saat mengunjungi Taman Safari Indonesia, Yulius berharap agar pengunjung memberikan rasa cinta terhadap satwa-satwa.

Baca juga: Rumahnya Dilempari Potongan Kepala Anjing, Pejabat Kejaksaan Tinggi: Ini Semacam Teror Psikis

"Intinya adalah bahwa satwa kami aman dan kami berharap ini kejadian terakhirlah. Karena kan saat memasuki kebun binatang itu harus ikutin aturan dong, apalagi ada tulisan jelas aturannya enggak boleh kasi makan satwa. Itu harusnya mereka mengerti," jelasnya.

Terkait dengan diduga pelaku, setelah kejadian itu pihaknya berusaha mencari. Namun, petugas tidak berhasil melacak karena mungkin sudah keluar area TSI.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor: Aprillia Ika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com