Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan PTPN VII Cinta Manis Menggelar Aksi Mogok Bekerja

Kompas.com - 13/10/2016, 22:06 WIB
Amriza Nursatria

Penulis

INDRALAYA, KOMPAS.com - Perusahaan perkebunan tebu PTPN VII Unit Cinta Manis yang berlokasi di Lubuk Keliat, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terancam lumpuh.

Ratusan pegawainya yang tergabung dalam Serikat Buruh Perkebunan (Serbuk) PTPN VII Cinta Manis melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja akibat hak-hak mereka dipangkas oleh pihak direksi, Kamis (13/10/2016).

Ada tiga tuntuan para pekerja. Pertama, gaji mereka yang pembayarannya terlambat segera dibayar. Kedua bonus tahunan yang seharusnya mereka terima pada bulan Juni segera dibayarkan.

Ketiga, pekerja meminta pihak direksi membatalkan surat SKR/ KPTS/Nomor 4 tahun 2016 yang menyebabkan uang lembur mereka dipotong yang berimbas pada penurunan pendapatan mereka Rp 800 hingga Rp 1 juta per bulan.

Umar, ketua Serikat Buruh Perkebunan mengatakan, para pekerja akan terus melakukan aksi mogok hingga tuntutan mereka dipenuhi. Mereka juga akan mogok kerja dengan menutup pabrik dan menghentikan penggilingan hingga waktu yang tidak ditentukan.

“Apa yang dilakukan pihak perusahaan tidak sesuai dengan isi perjanjian kontrak. Dalam perjanian kontrak, tidak ada pemotongan-pemotongan tersebut, kita bekerja tentu mengacu pada isi perkanjian kontrak yang sudah disepakati,” katanya.

Sementara itu, pejabat humas PTPN VII Cinta Manis, Abdul Hamid mengatakan, perusahaan bukannya tidak memahami kondisi karyawan. Tapi memang saat ini kondisi keuangan perusahaan sedang kurang baik. Hal itu akibat salah satu komoditi yang dikelola PTPN VII, selain tanaman tebu, yaitu perkebunan karet, saat ini harganya sedang anjlok ke titik terendah.

“Padahal perkebunan karet merupakan lahan terbesar yang dimiliki oleh PTPN VII Cinta Manis yaitu 60 persen dari luas lahan yang ada,” katanya.

Abdul Hamid menambahkan, sebab lain adalah pada 2009 lalu ada penanaman pohon karet besar-besaran dengan harapan akan mulai berproduksi tahun 2016 ini. Namun yang terjadi, harga karet anjlok sehingga target yang diharapkan tidak tercapai.

“Tidak hanya karyawan di level bawah yang terkena pengurangan pendapatan, level direksi pun terkena kebijakan itu,” katanya.

Aksi itu mendapat pengawalan aparat dari Polres Ogan Ilir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Regional
Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
NTT dan Beban Demografi 2030

NTT dan Beban Demografi 2030

Regional
Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Regional
Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Regional
Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Regional
Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Regional
Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Regional
Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Regional
“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

Regional
Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Regional
Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Regional
Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Regional
Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com