Melihat remaja merokok semakin mudah saja. Mereka kini terangterangan merusak kesehatannya dengan merokok, baik di tepi jalan maupun di warung tempat mereka
Memprihatinkan memang. Tahukah kamu bahwa merokok menjadi pintu masuk ke pencandu narkotika dan obat berbahaya (narkoba)? Dokter Aisah Dahlan, Kepala Unit Narkoba Rumah Sakit Bhayangkara Selapa Polri, Ciputat, menjelaskan, rokok yang mengandung nikotin memiliki zat adiktif seperti pada narkotika. ”Efeknya sama, yakni membuat pemakainya ketagihan,” kata Aisah. Para perokok biasanya juga lebih mudah menerima narkoba daripada mereka yang tidak merokok.
Hal itu juga tecermin dari hasil angket Litbang
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, usia pertama kali orang merokok di negeri ini kurang dari 20 tahun. Kelompok umur terbesar pertama kali merokok adalah usia anak baru gede alias ABG hingga awal kuliah antara 15 tahun dan 19 tahun.
Sebagian generasi muda telah mengonsumsi rokok sejak usia belasan tahun ketika duduk di bangku sekolah. Hal ini cukup memprihatinkan karena selain merusak kesehatan, kebiasaan merokok acap kali memuluskan jalan bagi penggunaan narkoba.
Pengakuan sebagian pelajar sekolah menengah atas (SMA) dalam survei Litbang
Rokok ganja menjadi salah satu ”pintu masuk” narkoba di kalangan pelajar SMA, khususnya bagi mereka yang sudah akrab dengan rokok. Tak hanya di kota besar, rokok yang biasanya berisikan racikan daun ganja tersebut mudah dijumpai pula di daerah. Fauzan (16), pelajar salah satu SMA swasta di salah satu kota di Jawa Timur, mengatakan, beberapa teman sekolahnya tidak sekadar merokok biasa. ”Rokok mereka beda dengan yang biasa dijual di warung atau toko. Rokoknya lintingan kecil,” ujar Fauzan.
Tak jarang masuknya perokok ke narkotika berawal dari coba-coba ”rasa” baru dari merokok. Mereka kemudian mencampur rokok, misalnya, dengan sedikit ganja, salah satu jenis narkotika. Peralihan kebiasaan merokok ke narkotika dilakukan oleh seorang siswi sebuah sekolah di Jakarta.