Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kasur Rumahan Penopang Hidup Perempuan Palecce

Kompas.com - 25/03/2013, 00:20 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Industri kasur rumahan yang menopang hidup ratusan rumah tangga dan kaum perempuan di desa Palecce, kecamatan Mapilli, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, hingga kini tetap bertahan dan menjadi pekerjaan utama mereka.

Produksi kasur, bantal dan sprei buatan mereka tak hanya dijual di pasar lokal, tapi juga merambah hingga keluar kabupaten dan propinsi. Sejumlah pengrajin rumahan ini bahkan mendapat pesanan tetap dari sejumlah pengusaha.

Serbuan prabot rumah tangga modern seperti bantal moderen dan springbed tidak serta merta mematikan industri ini. Hingga kini industri kasur dan bantal yang dikelola ratusan keluarga atau rumah tangga terutama perempuan hingga kini tetap lestari.

Karya tangan para perempuan ini dinilai memiliki ciri khas, empuk, tebal dan memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelanggan setianya. Terbukti para pengrajin kasur dan bantal rumahan ini tidak hanya diminati pasar lokal, melainkan juga diminati pembeli asal kabupaten lain bahkan di luar Sulawesi Barat seperti Palu, Kendari bahkan Kalimantan.

Maharani, salah seorang pengrajin dan pengusaha kasur-bantal rumahan di Palecce ini secara rutin mampu mengirim hingga ribuan lembar bantal dan kasur setiap minggunya. "Saya biasanya menjual 1.000 hingga 1.500 bantal setiap minggu, sedang kasur bisa mencapai 1.000 lembar," ujar Maharani, Minggu (24/3/2013).

Agar usaha mereka saling menunjang satu sama lainnya, sebagian perempuan mengelola usaha jahitan kain bantal dan kasur, sementara ibu rumah tangga lainnya bekerja membuat kasur dan bantal beragam ukuran sesuai pesanan pelanggan.

"Kami saling menunjang satu sama lain. Semua kain bantal dna kasusr yang saya buat ini adalah pesanan dari tetangga," ujar Diana.

Bantal dan kasur berbagai ukuran ini dijual secara bervariasi. Bantal misalnya dijual Rp 20 ribu-Rp 30 ribu tergantung ukuran besar dan ketebalannya. Sedang kasur dijual antara Rp 120 ribu-Rp 500 ribu, tergantung ukuran dan ketebalannya.

Meski usaha mereka kini tetap bertahan di tengah munculnya beragam perabot rumah tangga modern seperti bantal serba guna dan springbed, para perempuan yang menekuni profesinya di desa ini secara turun temurun tidak merasa cemas usaha mereka bakal ditinggal pelanggannya.

Hanya saja minimnya bahan baku kapuk dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan pelanggan di berbagai daerah membuat mereka kesulitan mempertahankan usahanya. "Kesulitan kami hanya pada bahan baku. Kapuk dalam jumlah besar makin sulit diperoleh," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan kapuk, para pengusaha terpaksa mencari dari berbagai daerah seperti Bantaeng dan beberapa kabupaten di Sulawesi selatan. "Mahalnya bahan baku kapuk yang kami peroleh dari luar provinsi, membuat kami kesulitan menekan harga jual agar tetap terjangkau pelanggan," kata Maharani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com