Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilematisnya Mobil Listrik

Kompas.com - 27/02/2013, 02:37 WIB

Prestasi menonjol lain seperti mobil listrik Sapu Angin Electric Zero Emision Vehicle (SAE ZEV) yang memenangi posisi kedua ajang Indonesia Energy Marathon Competition 2012 meski masih kalah dari mobil Arjuna Hore dari UI.

Debut internasional sebenarnya pada lomba irit bahan bakar. Tahun 2012, ketiga kali ITS mempertahankan gelar juara I kategori Urban Concept Biodiesel pada kontes Shell Eco Marathon Asia di Sepang, Malaysia.

Tantangan

Pencapaian para mahasiswa ini jelas menggembirakan, tetapi bukanlah terminal akhir pengembangan mobil listrik dalam negeri. Ini justru baru garis start menggelindingkan kendaraan beremisi nol.

Di luar negeri sedang terjadi pergulatan raksasa otomotif didukung dana sangat besar. Ada yang sudah menjual secara komersial, di antaranya mobil hibrida: mobil bertenaga bensin, juga bisa menggunakan listrik.

Perusahaan yang sukses menjual kendaraan 100 persen listrik tertinggi dunia adalah Nissan lewat Nissan Leaf. Sejak diluncurkan tahun 2010, terjual lebih dari 50.000 unit secara global.

Mobil listrik lain di pasar sekarang termasuk Chevy Volt dari Chevrolet, Mitsubishi i-MiEV, Tesla. Tingginya harga kendaraan tanpa emisi ini menjadi kendala yang mempersulit pengembangannya.

Tak mengherankan pengembangan industri mobil listrik menghadapi banyak kendala. Ancaman datang dari China dan India yang didukung pemerintahnya. Di Indonesia, aki saja, mahasiswa masih mendatangkan dari China.

Bagaimanapun, teknologi ini harus dikuasai untuk membidik sasaran lebih tinggi. Setidaknya, dukungan pemerintah mutlak diperlukan, terutama dalam hal kebijakan, bukan sebaliknya.

Suatu hari, negeri ini amat berharap pada semacam ”Esemka” atau ”Komodo” yang mampu sejajar dengan merek luar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com