Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPI Belanda: Tegakkan Keadilan di Papua

Kompas.com - 26/02/2013, 23:13 WIB

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Prihatin dengan kondisi Papua yang terus begolak, Persatuan Pelajar Indonesia atau PPI Belanda dan PPI Utrecht, mendesak pemerintah segera mencari solusi perdamaian.

Menurut mereka, konflik di Papua sudah berlarut-larut dan dipicu banyak faktor yang harus diselesaikan dari akar permasalahannya.

"Perlu kiranya direnungkan kembali ucapan Marthin Luther King Jr bahwa kedamaian tidak ditunjukkan dari ketiadaan konflik, melainkan hadirnya keadilan," demikian kesimpulan hasil diskusi di Aula Stichting Generasi Baru (SGB) Utrecht pada hari Minggu (24/02/2013) lalu.

Mahasiswa mendesak, hukum harus ditegakkan secara imparsial di Papua kepada mereka yang tidak ingin Papua damai. Sikap adil ini perlu ditujukan bukan hanya untuk kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI dan kelompok pro integrasi, namun juga kepada pihak tertentu dari Indonesia yang mengharapkan keuntungan dari berlanjutnya kekerasan di Papua.

Selama ini, forum kerap mendengar tuduhan berbasis teori konspirasi, baik di level nasional maupun internasional, yang menduga bahwa konflik di Papua sengaja dirawat untuk memastikan aparat keamanan non-organik bercokol di Papua. Oleh karena itu, Pemerintah RI, perlu membuktikan hal ini guna meningkatkan kepercayaan publik baik dalam konteks nasonal maupun lokal Papua.

"Forum diskusi menilai, trust adalah modal yang paling penting untuk melakukan proses dialog menuju keinginan 'Papua damai, Papua tanpa kekerasan' sebagaimana format road map Papua," lanjut pernyataan bersama itu.

Evaluasi Keberadaan Freeport

Para mahasiswa menjadikan film Alkinemokiye, film dokumenter bertemakan kekerasan di Papua yang mengulas konflik berdarah buruh Freeport dengan pihak manajemen sebagai rujukan. Dhandy Laksono, sang sutradara film, hadir untuk mengulas hal ihwal film yang dilanjut dengan kajian Sdr. Cahyo Pamungkas, Antopolog pemerhati konflik Papua dari LIPI dan PhD kandidat Radbound University di Nijmegen.

Salah satu isu dalam dinamika Papua adalah keberadaan PT Freeport yang telah bermukim di Papua sejak 1967. Forum merujuk pada film Alkinemokiye tentang mogok kerja yang dilakukan oleh serikat pekerja PT Freeport karena akumulasi kekecewaan yang terjadi dalam puluhan dekade terakhir di antaranya rendahnya gaji yang mereka dapatkan dengan resiko kerja yang mereka hadapi, ketiadaan dana pensiun, serta ketidakjelasan janji surat saham yang diberikan PT Freeport kepada para pekerja.

Dari film Alkinemokiye diketahui bahwa terdapat 24 tingkatan kategori pekerja di PT Freeport; yang terendah mendapatkan gaji Rp 3,3 juta per bulan dan tertinggi Rp 5,5 juta per bulan, hal mana sangat jauh lebih rendah dari pekerja Freeport di belahan bumi lainnya. Sehingga Pemerintah perlu melakukan intervensi kepada PT Freeport tentang tata kelola pekerja dan juga per-gaji-an khususnya untuk para pekerja lapangan.

"Dari film ini kita belajar tentang gerakan pekerja yang mampu mendesak perusahaan multinasional seperti PT Freeport. Jika serikat pekerja yang termasuk dalam kategori non-state actor saja mampu memperjuangkan hak kesejahteraan mereka, seharusnya pemerintah lebih punya kekuatan dan kemauan untuk melindungi hak rakyatnya atas ketidakadilan yang dilakukan oleh perusahaan asing," demikian para mahasiswa memberikan desakan.

Tantangan berikutnya bagi semua aktor yang terlibat bagaimana melakukan proses transisi pembangunan Papua dengan lancar dan tanpa kekerasan. Permasalahan papua juga perlu dilihat dalam konteks kedaulatan sumber daya alam, salah satunya dengan memperjuangkan hak rakyat Indonesia atas bumi dan isinya untuk kesejahteraan sebagaimana diamanatkan UUD. Untuk tujuan ini, mereka berpendapat pemerintah perlu mengevaluasi dan memformulasi ulang keberadaan PT Freeport di tanah Papua.

Ada empat rekomendasi bagi pemerintah yang dicetuskan dalam forum tersebut.

Pertama, memenuhi hak-hak dasar rakyat Papua dan perjuangkan kedaulatan sumber daya alam di Papua.

Kedua, pendekatan dialogis dalam penyelesaian konflik, hati ke hati, dan hindari pendekatan militer. Penyelesaian konflik Aceh adalah contoh yang baik, meskipun permasalahan dan solusi tidaklah musti sama.

Ketiga, menindaklanjuti hasil-hasil konferensi perdamaian Papua pada tanggal 5-7 Juli 2011 dan fokus pada agenda Papua damai.

Keempat, evaluasi Undang-Undang ketenagakerjaan, khususnya yang terkait dengan pekerja di perusahaan asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com