Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Harapan Penyelesaian Kasus Rohingya

Kompas.com - 06/08/2012, 20:46 WIB

"Penanganan masalah Rohingya seperti penanganan masalah penanganan masalah etnis Myanmar lainnya yang merupakan satu kesatuan dari proses reformasi dan demokratisasi di Myanmar," ujarnya.

Marty melanjutkan, selama ini dorongan dari Indonesia bagi Myanmar bukan saja sudah membuahkan hasil berupa perubahan politik dan reformasi demokratisasi di Myanmar, melainkan juga telah meningkatkan kerukunan antarumat beragama di Myanmar.

"Jadi ini sebenarnya adalah proses yang sedang berjalan. Namun adanya insiden kemarin yang mengakibatkan jatuhnya korban, kita sangat prihatin dan menentang tindakan-tindakan kekerasan itu," tambahnya.

Selain meminta Myanmar agar menunjukkan sikap yang lebih toleran, Indonesia juga berusaha di kerangka sidang majelis umum PBB Komisi III maupun dalam kerangka dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di Jenewa dan tentunya juga menampung pengungsi dari Rohingya di Indonesia yang saat ini berjumlah 394 jiwa.

Pahami masalah

Presiden Yudhoyono mengatakan bantuan untuk menyelesaikan masalah etnis Rohingya di Myanmar harus disertai dengan pemahaman latar belakang masalah yang terjadi.

"Yang terjadi adalah konflik komunal, horizontal antara etnis Rohingya dengan etnis Rakhai. Sama seperti terjadi di negeri kita sekian tahun lalu di Poso dan Ambon. Kebetulan Rohingya itu beragama Islam, sedangkan Rakhai beragama Buddha," kata Presiden.

Etnis Rohingya sendiri sesungguhnya berasal dari Bangladesh, meski sudah sampai empat generasi, keberadaan etnis itu di Myanmar, tetapi memang kebijakan dasar pemerintah Myanmar belum akui salah satu dari 135 etnis yang ada di negeri itu.

"Benar, pada bulan Mei dan Juni lalu terjadi intensitas konflik atas dua etnis, yang akibatkan 77 orang meninggal, bukan seperti diberitakan, ribuan orang. Sementara 109 orang luka dan 5000 rumah rusak atau terbakar," kata Presiden.

Ditambahkan Presiden,"ada isu kemanusiaan setelah terjadinya konflik berskala yang relatif tinggi. sekarang tercatat pengungsi Rohingya dari 28.000 orang di tempat pengungsian, meningkat jadi 53.000 orang.  Pengungsi Rakhai 24.000 orang.

Memang ada penilaian bahwa penanganan pengungsi Rakhai oleh pemerintah Myanmar dinilai lebih baik. tetapi sebaliknya, atensi etnis Rohingya oleh PBB, oleh etnis Rakhai, dianggap lebih baik, kata Presiden.

"Ada kecemburuan penanganan kedua komunitas itu. Sejauh ini tak ada indikasi genosida. satu hal yang perlu diketahui rakyat Indpnesia, etnis Rohingya berasal dari Bangladesh, tapi dalam hal konflik Rohingya-Rakhai, pemerintah Bangladesh memilih tak ikut campur".

Presiden mengharapkan dengan langkah yang diambil pemerintah RI dan juga solidaritas bantuan yang tepat maka masalah di Myanmar tersebut dapat segera diatasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com