Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lau Kawar, Danau Misteri di Kaki Sinabung

Kompas.com - 10/06/2012, 23:20 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Dinda, teman yang tergabung dalam salah satu kelompok pecinta alam di Medan mengatakan bahwa danau ini ada karena tangisan seorang ibu melihat anaknya Sinabung dan Sibayak terus berkelahi. Ada juga yang bilang bahwa danau ini merupakan tangisan seorang ibu yang begitu bersedih karena saat anak dan menantunya mengadakan pesta adat, tak sedikit pun mengingatnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa dulu hidup seorang nenek yang memilih tinggal di puncak Gunung Sinabung, sementara anak, cucu dan keluarganya berdiam di kaki gunung. Suatu ketika, keluarganya mengadakan pesta dan mengutus seorang cucu untuk mengantarkan makanan kepada sang nenek.

Namun di tengah perjalanan, cucu yang kelaparan menghabiskan makanan yang dibawanya. Mengetahui hal ini, nenek yang murka lalu menampar dan menyumpahi cucunya. Karena terus menangis, air mata cucu tersebut lama-kelamaan akhirnya membentuk sebuah danau.

"Namanya mitos, dongeng, kalau pakai logika terserah mau percaya atau tidak," kata Dinda tersenyum.

Lanjut dia, ada beberapa pantangan di daerah ini. Seperti yang lazim berlaku di mana pun, harus bersikap dan bicara sopan, dilarang berbuat asusila, memotong anjing, atau membuang pembalut wanita ke danau.

Kalau dilanggar, maka penunggu danau dan gunung akan marah yang ditandai dengan datangnya badai.

"Aku tak percaya. Jadi aku pernah coba membuang pembalut ke danau. Sekitar satu jam kemudian, datang badai. Semua orang naik ke atas meninggalkan tenda, tapi aku malah menuju danau. Seperti ada yang menarikku, syukurnya seorang teman menyadarkan dan membawaku ke atas. Kejadian itu sedikit membuatku percaya bahwa ada misteri di danau ini," unggap perempuan berambut sebahu itu.

Pagi menjelang. Sangat indah ketika memandang danau yang masih diselimuti kabut, dan puncak Gunung api Sinabung dengan tipe strato atau berlapis yang menantang.

Saatnya mendaki jika menginginkannya, walau medannya cukup berat dan melelahkan. Kalau berangkat lebih pagi sekira pukul 02.00 WIB, kita akan melihat matahari terbit, lalu menuruni gunung dengan suguhan pemandangan danau yang sangat indah.

Kawah Batu Siliga adalah kawah belerang panas yang berada dipuncak Sinabung, yang juga menyimpan banyak misteri, khususnya tentang para pendaki yang tersasar atau hilang. Bagian puncak cukup luas dan terjal, sebelah timur terlihat keindahan Danau toba dan kota Medan dikejauhan.

Sebelah barat dengan danau lau kawar dan hamparan rumah penduduk disekitar kaki gunung. Juga puncak Gunung Sibayak dan barisan Bukit Barisan yang hijau. Suhu di puncak ini sekitar 15 derajat Celcius.

Selain camping ground, di kaki gunung juga terdapat warung-warung milik warga setempat yang menyediakan makanan dan minuman. Kita bisa mengisi siang hari dengan memancing, atau mencoba menyusuri jalur tracking di Lancuk yang puncaknya merupakan salah satu puncak tertinggi, atau jika memungkinkan menyewa perahu motor untuk mengelilingi danau. Tarifnya sekira Rp 10 ribu per orang.

Menurut Dinda, setiap orang yang pernah datang mendaki dan mandi di danau Lau Kawar pasti akan datang kembali. Bagaimana dengan Anda? Tidak tertarik mencobanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com