Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan Pesinden Kontemporer

Kompas.com - 16/04/2012, 19:46 WIB

Namun, ia ingin meluruskan definisi ”pesinden” yang salah kaprah. Pesinden, kata Peni, adalah vokalis dalam ansambel gamelan yang pentatonik. ”Penampilan penyanyi pada program televisi yang disebut ’pesinden’ itu salah. Itu pembodohan publik. Mereka penyanyi pop yang membawakan musik diatonik, cuma mengolah cengkok vokal ala pentatonik.”

Sejak usia 13 tahun, Peni menjadi pesinden, membantu sang ayah di Desa Ngentron, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Kemampuan nyinden dia peroleh dari proses olah rasa yang panjang. ”Tak mudah menjadi pesinden, kita harus menjalani inisiasi dan dilantik dalam suatu upacara.”

Ia hidup dalam lingkungan tradisi yang kuat. Sejak berusia 5 tahun, ia diajari ayahnya teknik vokal sinden seperti cengkok, gregel, wilet, laras pelog, dan slendro. Teknik tersulit dalam vokal sinden adalah menggabungkan suara luar dan suara dalam, atau sorogan (falsetto).

”Saya dilatih mengeluarkan suara dalam nada tinggi, sampai otot di leher keluar. Bapak menyiapkan uang Rp 100 dan lidi. Kalau saya berhasil, diberi uang, tetapi kalau tak bisa, digebuk lidi,” cerita bungsu dari tiga bersaudara ini.

Untuk belajar sinden dengan iringan gender, ia dan ayahnya menempuh dua jam perjalanan ke Tulungagung dengan sepeda motor.

Ketika duduk di kelas I SD, Peni didaftarkan ikut lomba macapat perayaan 17 Agustus, dan menang. Tradisi ikut lomba itu berulang setiap tahun dari tingkat kecamatan, kabupaten, lalu provinsi. Ia selalu meraih juara satu. Sejak SMP ia mendapat beasiswa dan tunjangan Rp 60.000 per bulan. Ini amat membantu ekonomi keluarganya.

Sejak SMP dia sering diminta sebagai pesinden, untuk mengiringi pentas wayang kulit dan klenengan. Ia membiayai sendiri pendidikannya sejak di sekolah menengah. Namun, ia lalu memilih mengeksplorasi vokal sindenan yang terbuka luas.

”Menjadi komposer sekaligus pemusik jadi pilihan hidup saya, ide-ide terus bermunculan,” ungkap Peni. Ia berharap suatu saat bisa menggelar konser yang menampilkan komposisinya.

(Ardus M Sawega Wartawan di Solo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com