Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran Sudah Merembet ke Siswa SD

Kompas.com - 07/03/2012, 10:47 WIB

Siswa yang ditanyai Kompas mengaku hanya disuruh oleh para senior, termasuk alumnus atau yang dipecat dari sekolah mereka.

Orangtua ikut andil

Ida Chrysanti, psikolog dari Biro Konsultasi Remaja dan Keluarga Bogor, menilai perilaku itu disebabkan remaja selalu takut dikucilkan kelompok sebaya sehingga menjadi solider dan ikut tawuran tanpa tahu masalahnya.

Selain itu, emosi remaja juga masih labil dengan energi berlebih. Menurut dia, sekolah dan orangtua memiliki andil besar dalam perluasan kekerasan ini.

"Kalau sekolah banyak aktivitas dan disiplin, tentu akan meminimalisasi hal itu. Kalau dilihat, tawuran banyak terjadi di sekolah dengan siswa banyak waktu luang atau saat jam pelajaran berada di luar sekolah," tuturnya.

Sementara itu, pengawasan orangtua juga kurang. Saat pulang terlambat pun anak tidak diperhatikan.

Ida mengatakan, jika terus dibiarkan, anak-anak akan semakin garang dan beringas. Hal itu akan terbawa saat mereka dewasa. Pada akhirnya, budaya kekerasan menjadi langgeng. "Bukan tidak mungkin mereka tidak lagi takut kepada aparat negara," ujar Ida. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com