Franz Magnis-Suseno, pemikir Katolik di Indonesia yang juga memberi testimoni, mengatakan, sulit mewujudkan ide satu negara karena Israel dan Palestina terlibat konflik sejak 1947. Namun, zionisme harus dikecam karena brutal dan tidak berperikemanusiaan.
Satu tekanan menarik disampaikan Riza Sukma, Direktur Eksekutif CSIC dan pakar politik internasional. Sambil berseloroh dia mengatakan, Syafii Maarif ternyata bukan seorang Muslim moderat. ”Ternyata beliau juga suka gagasan radikal,” kata doktor lulusan Universitas Chicago, AS, itu.
Situasi politik di Timur Tengah masih memanas. Israel terus memperlihatkan arogansinya jika berhadapan dengan Palestina. Entah dalam isu perbatasan, pengungsi, permukiman, lintas batas, dan persoalan kemanusiaan lainnya.
Lantas, bagaimana seharusnya sikap dan dukungan Indonesia terhadap Palestina? Maarif mengatakan, Indonesia harus berpegang pada UUD 1945. Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Membela Palestina adalah membela kemanusiaan, sesuai dengan sila kedua Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.