Sejak P2TP2A Jabar berdiri, mereka telah menangani 215 kasus, sebagian besar
Ketika ada korban yang dititipkan di
Selama menangani kasus, P2TP2A Jabar memperoleh pengalaman menarik. Adagium yang menyebutkan kekerasan muncul dari kantong-kantong kemiskinan, seperti Indramayu dan daerah pertanian Karawang, ternyata tak selalu tepat. Kasus sebagian besar justru terjadi di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Dari kasus KDRT yang ditanganinya selama 2011, sebagian besar korban tidak bekerja. Alasannya juga sering kali tidak masuk akal. ”Malah ada seorang pejabat eselon dua tiba-tiba meninggalkan keluarganya hanya karena istri yang sudah memberinya tiga anak itu menderita kanker payudara dan divonis harus dioperasi,” ungkap Netty.
Selain itu, tingkat pendidikan dari korban yang mengalami KDRT ternyata datang dari golongan berpendidikan tinggi. Jadi, tak sepenuhnya benar jika dikatakan korban KDRT hampir selalu datang dari keluarga kalangan menengah ke bawah.
Untuk itulah, upaya yang dilakukan P2TP2A tidak hanya menjemput dan memulangkan korban ke rumahnya. Menurut Netty, korban pun memerlukan pemberdayaan ekonomi agar tak kembali menjadi korban KDRT.
Setelah ditangani dan dinyatakan sembuh secara sosial, mereka dikembalikan kepada keluarga. Korban kemudian diberi pelatihan keterampilan sesuai minatnya. P2TP2A antara lain menyediakan pelatihan wirausaha, tata rias dan memasak, serta pelatihan membordir. P2TP2A juga bekerja sama dengan lembaga pelatihan untuk menyalurkan binaan mereka masuk ke dunia kerja.
Tugas paling berat dari para relawan P2TP2A, menurut Netty, adalah pemantauan dan pendampingan korban. ”Soalnya, ketika mereka diberi bantuan modal, ada yang malah dibelikan sepeda motor dan