Jarum jam menunjukkan pukul 19.15. Angin bertiup semakin kencang. Titik-titik air mulai sering menerpa wajah seiring embusan angin meruapkan dingin yang menggigilkan.
Purnipa yang mengenakan pakaian hitam dan jarit hitam bergegas memulai upacara. Doa-doa berbahasa Arab diselingi kalimat-kalimat Jawa kuno mengalun. Alunan doa itu berselang-seling dengan gemersik dedaunan ditiup angin.
Ritual pembadak ini, menurut Purnipa, dimaksudkan untuk meminta izin kepada Sang Pencipta dan kekuatan-kekuatan alam yang ada di Gunung Rinjani supaya melindungi para pendaki, anak-anak muda yang bertekad membersihkan diri. ”Mereka akan menyucikan diri di sana supaya tidak mengulangi kenakalan-kenakalannya.”
Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas
Lihat Ekspedisi Cincin Api - Rinjani di peta yang lebih besar