Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanamlah Mangrove, Rob Pun Terbendung...

Kompas.com - 06/01/2012, 02:42 WIB

Manager Restorasi dan Proteksi Yagasu Rangga Bayu Basuki menjelaskan, Kelurahan Belawan Sicanang terancam bahaya lantaran belasan saluran air laut tak lagi mengalir ke hutan mangrove yang telah berubah menjadi tambak. Air laut yang semestinya mengalir ke hutan mangrove akhirnya membanjiri rumah warga. ”Apalagi belakangan ini rob meninggi lantaran pemanasan global,” kata Rangga.

Yagasu lalu membantu pengadaan bibit mangrove. Sejak 2007-2009, setidaknya 400.000 bibit mangrove tertanam di sekitar Belawan Sicanang. Warga turut aktif menjaga dan bahkan meyemai bibit mangrove sendiri untuk ditanam. Saat ini terdapat delapan kelompok warga yang menjalankan pembibitan mangrove secara mandiri.

Anthony Simanjuntak (35), warga Lingkungan 11, Kelurahan Belawan Sicanang, menjelaskan, saat ini kelompoknya memiliki 6.000 bibit pohon yang siap tanam. Bibit itu mereka adakan sendiri dengan dana tak kurang dari Rp 2 juta.

Kaum perempuan pun aktif menanam dan merawat mangrove. Mereka, antara lain, tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Belawan Sicanang, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mandiri, dan program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS).

”Tanggung jawab menjaga lingkungan bukan hanya tugas laki-laki, perempuan juga punya tugas yang sama,” papar Rusnani, aktivis PKK.

Saat ini, tak kurang dari 200 hektar lahan tambak ditumbuhi mangrove berusia enam bulan sampai empat tahun. Warga terus menanam mangrove sampai permukiman mereka benar- benar aman dari ancaman terjangan pasang air laut.

Umumnya warga sadar betul bahwa hutan mangrove dapat menyimpan, menyerap air laut, serta membuang kandungan garam. ”Akarnya pun mengundang kepiting dan ikan untuk bersarang dan bertelur,” kata A Simatupang (60), warga Belawan Sicanang.

Karena itu, petambak ramai-ramai menanam mangrove di tambaknya. Ini mereka yakini mampu meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan tambak lantaran banyak sumber makanan udang dan ikan di akar-akar mangrove, terutama jenis bakau.

Warga sadar betul bahwa hutan mangrove bukanlah satu-satunya faktor penentu penyelamatan lingkungan. Namun, setidaknya mereka dapat mengurangi potensi bencana dengan menjaga kelestarian mangrove.

Penolakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com