Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aceh yang Luluh Lantak Kini Menjadi Molek

Kompas.com - 18/12/2011, 20:52 WIB

Kuburan massal lainnya ada di kawasan Lam Baro di dekat jalan menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Di areal ini dimakamkan sebanyak lebih dari 26.000 korban tsunami.

Selain lokasi wisata tsunami, Banda Aceh juga menawarkan lokasi wisata lain yang telah populer sebelum terjadi bencana tsunami. Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, misalnya, merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia. Tempat ibadah ini memiliki tujuh kubah, empat menara, dan satu menara induk dengan luas total bangunan 4.760 meter persegi.

Masjid yang kini memiliki halaman asri dihiasi kolam besar, pepohonan, rerumputan dan tanaman hias itu tertata rapi. Masjid ini merupakan bangunan bersejarah Aceh yang didirikan pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Di masa lalu, masjid tersebut menjadi pusat menimba ilmu agama di Nusantara, termasuk pelajar dari negeri-negeri tetangga, dari Arab, Turki, India, dan Parsi.

Situs lainnya yang biasa dikunjungi wisatawan adalah Makam Sultan Iskandar Muda, tokoh penting dalam sejarah Aceh. Ketika Sultan memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636, ia mampu menempatkan kerajaan Islam Aceh di peringkat kelima di antara kerajaan terbesar Islam di dunia pada abad ke-16.

Lokasi wisata lainnya adalah Gunongan di Jalan Teuku Umar, yang berhadapan dengan makam serdadu Belanda (Kerkoff). Bangunan ini merupakan persembahan dan simbol kekuatan cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya Putri Phang (Putroe Phang) asal Pahang, Malaysia, yang sering merindukan kampung halamannya.

Bangunan ini bersegi enam, berbentuk seperti bunga dengan tiga tingkat. Tingkat utamanya berupa sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak. Pada dindingnya ada sebuah pintu masuk berukuran rendah yang selalu dalam keadaan terkunci. Dari lorong pintu itu, ada sebuah tangga menuju ke tingkat tiga Gunongan.

Peutjoet Kerkoff juga telah lama menjadi lokasi kunjungan turis. Sekitar 2.200 tentara Belanda termasuk empat jenderalnya sejak tahun 1883 hingga 1940-an dikuburkan di sini.

Pada relief dinding gerbang makam tertulis nama-nama dan tahun meninggal serdadu Belanda yang tewas dalam pertempuran dengan masyarakat Aceh di Sigli, Moekim, Tjot Basetoel, hingga Samalanga. Monumen ini membuktikan bagaimana gigih rakyat Aceh membela tanah airnya.

Seribu benteng

Setelah tiba di Banda Aceh, wisatawan seharusnya tak lupa menginjakkan kaki di Sabang, Pulau Weh. Pulau ini berada di ujung paling barat Indonesia yang jaraknya sekitar 22,5 km dari Banda Aceh dan dapat ditempuh kurang lebih selama dua jam dengan kapal feri atau 45 menit dengan kapal cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com