Sistem perdagangan buah di dalam negeri juga lebih berorientasi volume dan harga, bukan mutu. Buah-buah lokal diperdagangkan tanpa seleksi mutu di tingkat produsen. Pengiriman buah bermutu baik dicampur dengan buah kualitas jelek, daun, ranting, bahkan buah busuk. Sebanyak 40-60 persen buah rusak dan harus dibuang.
Roedhy berharap pemerintah bisa membangun saluran pasar baru yang sama sekali berbeda dengan pasar buah saat ini. Pasar harus lebih mengutamakan mutu dan hanya memasarkan produk buah bermutu.
Pembangunan kebun baru berskala luas dengan mengundang investor juga harus segera dilakukan. Kebijakan pemerintah, menurut Roedhy, harus berpihak pada perkembangan buah jika ingin menyejahterakan petani. Dari hasil penelitian, pendapatan petani sayur dan buah lebih tinggi hingga 10 kali lipat dibandingkan petani padi.
***
Roedhy Poerwanto
• Lahir: Klaten, 18 Juli 1958
• Pekerjaan: Guru Besar Bidang Hortikultura (2002)
• Istri: Sri Budiarti
• Anak: Itidea Adinugraha, Wisesa Nandhi Wardhana
• Pendidikan:
- SDN Ngepos 2 Klaten
- SMPN 2 Klaten - SMAN 1 Klaten
- S-1 Agronomi pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (1977-1981)
- S-2 Hortikultura di Kagawa University, 1985-1987
- S-3 Bioresources Production Science di Ehime University (1990)
• Penghargaan:
- Mahasiswa Teladan I IPB, 1980
- Dosen Teladan I IPB, 1992
• Organisasi:
- Kepala Bagian Produksi Tanaman IPB
- Sekretaris Dewan Guru Besar IPB
- Direktur Tanaman Buah di Departemen Pertanian (2003-2005)
- Ketua Umum Perhimpunan Hortikultura Indonesia
- Ketua Dewan Pakar Himpunan Perbuahan Indonesia
- Anggota Dewan Riset Nasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.