Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Musim Buah Tiba

Kompas.com - 15/12/2011, 02:45 WIB

Roedhy juga sedang meneliti cara mengatasi getah kuning pada buah manggis (Garcinia mangostana L). Getah kuning ini menyebabkan manggis terasa pahit. Akibat getah kuning, eksportir sering kali menolak dan mengembalikan manggis yang sudah dikirim.

Roedhy juga sedang berupaya memperpanjang daya simpan manggis. Ia berusaha mempertahankan agar buah manggis bisa diekspor dalam kondisi segar, berwarna merah, dan kulit lunak. Dari hasil penelitiannya, Roedhy menemukan bahwa manggis harus disimpan pada suhu di bawah 12 derajat celsius menggunakan kemasan tertentu.

Pada mangga, ia sedang meneliti pengembangan formula tertentu untuk pencucian agar mangga terbebas dari getah dan tidak cepat membusuk. ”Hasil penelitian saya yang terakhir tentang manggis dan mangga ini akan saya patenkan,” kata Roedhy.

Profesor di bidang buah ini juga membina kelompok-kelompok petani buah lewat Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB. Ia termasuk salah satu peneliti yang merintis lahirnya PKBT yang telah melepas beberapa varietas unggul buah lokal seperti pisang unti sayang, nanas pasir kuda, dan pepaya carisya.

Melalui PKBT, Roedhy turut membina kelompok petani seperti petani manggis di Leuwiliang, Bogor. Petani buah, menurut Roedhy, harus mulai berkelompok agar bisa maju. Dengan sentuhan teknologi baru yang dikenalkan PKBT, ekspor manggis bisa didongkrak dari sebelumnya kurang dari 5 persen menjadi lebih dari 10 persen.

Kelompok petani buah menjadi jawaban karena selama ini tanaman buah hanya menjadi tanaman pekarangan. Pohon buah di pekarangan ini sulit tersentuh teknologi karena skala kepemilikan yang hanya 1-2 pohon per petani. Hal ini sangat berbeda dengan negara lain, seperti Australia, yang kepemilikan lahan petaninya minimal 20 hektar.

Salak terbaik

Buah lokal, menurut Roedhy, memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Buah lokal memiliki nilai gizi yang lebih tinggi karena lebih segar. Kandungan vitamin C buah mangga (Mangifera indica L), misalnya, lebih tinggi 10 kali lipat dibanding apel impor.

Salak dari Sleman, DI Yogyakarta, bahkan telah dinobatkan sebagai salak terbaik di dunia karena keunggulan citarasanya. Salak pondoh dari Sleman bisa ditanam di mana saja tanpa perubahan rasa. Perkebunan nanas di Lampung seluas 40.000 hektar juga telah mencatatkan diri sebagai produsen nanas terbesar ke-3 di dunia.

Volume perdagangan buah internasional didominasi buah tropika seperti pisang, nanas, dan mangga. Ketertinggalan buah lokal—terutama di perdagangan di pasar swalayan—disebabkan penampilannya yang kalah menarik. ”Budaya mutu yang dikembangkan petani adalah rasa. Di konsumen, tidak hanya rasa, tetapi juga penampilan,” kata Roedhy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com