Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Sampah Menjanjikan

Kompas.com - 12/11/2011, 02:19 WIB

Kompos yang dihasilkan pun secara keseluruhan mampu mencapai 75 ton per bulan. Dan, semua kompos yangdihasilkan, semuanya sudah dibilah-bilah sesuai alamat penyewa masing-masing, dijamin tidak tercampur.

Sulit tenaga kerja

Menurut Warta, usaha jasa sampah ini berawal dari pertemuan dengan pemilik Yayasan Wisnu (lembaga swadaya masyarakat bidang lingkungan) pada tahun 1994. Padahal, waktu itu, enam bersaudara yang beberapa di antaranya lulusan SMK ini, hendak bertemu dengan lembaga ini dalam upaya mencari sampah dapur untuk pakan 30 ekor ternak babi mereka.

”Kami mengakui sulit sekali mengawali bisnis sampah ini. Sudah bau dan kotor pula. Tetapi, kami bersyukur dan bertahan hingga sekarang. Sayangnya, kami tinggal bertiga saja,” cerita Warta.

Justru sekarang ini, Warta mengaku kesusahan mencari tenaga yang bersedia bergelut dengan sampah, yang oleh sejumlah orang masih menjijikkan itu. Susah mendapatkan tenaga kerja yang siap bergelut dengan sampah setiap harinya.

Bayangkan, sampah harus diangkut dari hotel-hotel tersebut dua kali sehari pada pukul 05.00 dan 14.00. Selanjutnya dipilah dan diolah, memakan waktu sekitar delapan jam setiap datang sampah.

Selain itu, lanjut Warta, pihaknya menyadari beberapa sampah tak bisa terdaur lagi dan harus dibuang, antara lain sampah baterai dan styrofoam. Bahkan, tidak semua sampah kebun pun bisa menjadi kompos, seperti daun atau batang pohon keras.

Namun, Warta berharap, kedepan akan ada teknologi yang mampu mendaur sampah-sampah tadi agar tak terbuang begitu saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com