Menurut Jhony, jika dana dari pemerintah untuk restrukturisasi Merpati turun, salah satu prioritas penggunaan dana adalah untuk membayar utang avtur kepada Pertamina.
Dijanjikan dana Rp 561 miliar untuk restrukturisasi, tetapi hingga detik ini pemerintah tidak mencairkannya.
”Yang saya khawatirkan adalah aksesibilitas masyarakat, dengan tidak adanya Merpati terutama di Indonesia timur,” kata Jhony.
Dalam surat yang ditandatangani VP Aviation Pertamina Iwan Hartawan, dituliskan bahwa pada 27 Agustus-13 Oktober 2011 utang Merpati sebesar
Sebenarnya, kata Jhony, dalam sehari Merpati membeli avtur senilai Rp 3,8 miliar. Akan tetapi, total utang avtur Merpati telah mencapai Rp 270 miliar. ”Itu sejak sebelum saya dan anggota direksi lain masuk di Merpati,” kata Jhony, seraya mengakui perseroan memang butuh dana lebih untuk restrukturisasi.
Dari Papua dilaporkan, semua penerbangan ke wilayah pedalaman dari Timika, Papua, sejak kemarin juga berhenti. Ini terjadi karena pasokan avtur ke daerah itu terhenti akibat pemalangan jalan di mil 27-28 areal PT Freeport Indonesia oleh masyarakat dan pekerja.
Kepala Bidang Perhubungan Udara Kabupaten Mimika John Rettob mengatakan bahwa semua penerbangan komersial dari dan ke Timika tidak mendapat pasokan avtur, terutama ke pedalaman. Pesawat milik Garuda dan Merpati mengubah rute mereka. Pimpinan maskapai Trigana di Papua, Bustomi, mengatakan menarik pesawatnya dari Timika ke Nabire.