Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penggali Sumur" untuk Warga Sumba

Kompas.com - 23/09/2011, 02:42 WIB

Graff mencari solusi tanpa mengotori lingkungan dengan mesin diesel berbahan bakar minyak. Energi matahari diupayakannya untuk menaikkan air dari lembah ke perkampungan. Ia menemui seorang ahli tenaga matahari di Denpasar.

Mereka mengevaluasi masalah air sumur dan permukiman warga Sumba, lalu terbentuklah Pilot Project Waru Wora (PPWW) berupa sinar sel.

Graff kekurangan modal. Namun, ia berhasil mendapat bantuan Rp 330 juta dari Rotary Club Belanda. Dana itu belum cukup untuk mewujudkan proyek tersebut. Masih dibutuhkan dana sekitar Rp 500 juta.

Salah satu upaya yang dilakukannya adalah mengadakan pameran foto tentang Sumba dan Sabu Raijua di Jakarta dan Denpasar.

”Sayang, foto-fotonya tak laku. Orang hanya kagum, tetapi tak membeli. Namun, saya bertemu orang dari Shimizu yang bersedia membantu pompa, pipa, tangki air, dan bahan lain. Ada pula teman yang membantu Rp 50 juta, tetapi kesulitan belum teratasi,” kata Graff yang juga mendapat bantuan dari Bupati Sumba Barat sebesar Rp 65 juta.

Menurut dia, komponen termahal proyek ini adalah solar sel berukuran 6 meter x 6 meter untuk menampung energi matahari guna menaikkan air dengan ketinggian 1.300 meter ke permukiman warga yang berjarak 110 meter.

Apabila proyek ini terwujud, 11 kampung di Desa Patijala Bawa atau sekitar 1.600 jiwa bisa menikmati air bersih. Sampai kini baru 600 jiwa atau tujuh kampung yang terlayani.

”Saya bukan orang LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang (sebagian) asal kerja. Saya punya pilot project. Orang bisa belajar di sini karena proyek dengan sinar matahari guna ’menarik’ air ini merupakan (salah satu) terbesar di Indonesia. Ke depan, wilayah ini bisa menjadi pusat wisata,” katanya.

Jika proyek itu terwujud, Graff sudah punya program lain, yakni melakukan filtrasi (penjernihan) air, program pengadaan rumah mandi untuk kelompok masyarakat di setiap kampung, dan program pertanian pekarangan rumah atau lahan terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com