”Jadi, kalau tiba-tiba terjadi kasus kejahatan besar yang menyerap dana besar, masih ada anggaran yang diambil dari anggaran penyangga tersebut,” ujar Kisnu.
Sistem kas bon langsung dalam pembiayaan penanganan kasus, seperti diterapkan di negara maju, juga membuat para reserse di lapangan tidak harus direpotkan urusan birokrasi.
”Kejahatan itu tidak terduga, tidak bisa diprediksi, baik kuantitas maupun kualitasnya. Jadi, yang paling tepat, ya, sistem kas bon tadi,” ujar Kisnu.
Kapolsek Metro Pulo Gadung, Jakarta Timur, Komisaris Ary Purwanto menyatakan, perbandingan jumlah polisi dan jumlah penduduk di Polsek Metro Pulo Gadung masih 1:2.000.
”Tekanan pekerjaan di lingkungan polsek kami memang tinggi. Satu-satunya cara mengurangi beban adalah membangun polisi masyarakat,” kata Ary.
Di tengah keterbatasan dana operasional tersebut, jajaran kepolisian di wilayah Polda Metro Jaya terus meningkatkan upayanya untuk menekan intensitas kejahatan.
Kepolisian Resor Bogor Kota, misalnya, akan menggelar Operasi Subuh untuk menekan potensi peningkatan intensitas kejahatan menjelang bulan puasa.
Operasi itu akan difokuskan di sejumlah titik rawan, seperti perumahan, stasiun, dan terminal, dengan melibatkan ratusan personel.
”Operasi Subuh itu juga untuk menekan peredaran minuman keras, preman, maupun peredaran petasan. Operasi itu akan dimulai sebelum bulan puasa tiba hingga menjelang Lebaran,” kata Kepala Bagian Operasi Polres Bogor Kota Komisaris Irwansyah.
Pihaknya juga akan memantau rumah-rumah kosong yang ditinggalkan pemiliknya karena rentan disatroni maling.(RTS/WIN/GAL)