Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 9.000 Ton Gula Thailand Masuk

Kompas.com - 04/06/2011, 04:36 WIB

BATAM, KOMPAS - Sebanyak 9.000 ton gula pasir impor asal Thailand masuk secara bertahap ke Terminal Batu Ampar di Kota Batam, Kepulauan Riau, sejak Rabu (1/6). Impor gula tersebut telah seizin Menteri Perdagangan.

Direktur Lalu Lintas Barang Badan Pengusahaan Batam Fathullah, Kamis (2/6), menyatakan, kuota yang diberikan sebanyak 9.000 ton. Rinciannya, 6.000 ton untuk Kota Batam, 1.500 ton untuk Bintan, dan 1.500 untuk Karimun.

Importir yang diberi izin sebanyak enam pengusaha. Mereka adalah PT Pro Kepri Berjaya (500 ton), PT Primato Sukses (2.250 ton), PT Putra Kepri Mandiri (2.250 ton), PT Sahabat Karya (500 ton), PT Pembangunan Kepri (1.500 ton), PT Batam Harta Mandiri (2.000 ton).

Saat ini, harga eceran gula pasir di Kota Batam rata-rata Rp 9.000 per kilogram. Meskipun diakui harga tersebut tergolong stabil, Fathullah beralasan bahwa impor bertujuan menyediakan stok gula pasir dengan harga yang lebih murah.

”Importir berjanji akan menjual dengan harga 90 persen dari harga pasaran. Harga tersebut adalah harga yang sampai di konsumen akhir,” kata Fathullah.

Belajar dari pengalaman tahun-tahun lalu, tak ada mekanisme ataupun satu lembaga pemerintahan pun yang merasa bertanggung jawab mengawasi harga gula impor. Akibatnya, harga gula impor yang semestinya murah justru cenderung mahal.

Pada 2010, misalnya, persoalan tersebut pernah mencuat. Sampai-sampai, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Riau menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah pemangku kepentingan. Hasilnya, alih-alih merasa bertanggung jawab dalam peran pengawasan, para pemangku kepentingan dalam tata niaga gula pasir impor malah lepas tangan. Disinyalir, impor gula justru menjadi permainan pengusaha dan pejabat terkait untuk menangguk keuntungan pribadi.

Pada 2010, 5.800 ton gula impor dari Thailand dan Singapura masuk ke Batam. Sementara pada 2009, 3.000 ton gula impor dari Thailand masuk ke Batam.

Alasan normatif impor gula pasir biasanya untuk mencukupi kebutuhan masyarakat serta menjaga agar harga di pasaran tetap terjangkau. Dewan Kawasan Batam kemudian mengeluarkan izin impor gula setelah mendapat izin dari Menteri Perdagangan. Badan Pengusahaan Batam, dalam hal ini adalah pelaksana dengan menggandeng pengusaha swasta.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Kota Batam Achmad Hijazi menyatakan, impor gula pasir untuk saat ini kurang tepat. Alasannya, sekarang harga gula di Kota Batam masih stabil.

”Saya mendukung impor gula sejauh harganya lebih murah dibanding harga gula dalam negeri,” kata Hijazi. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com