Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Periksa Bendahara Umum PAN

Kompas.com - 29/04/2011, 11:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Jumat (29/4/2011), menjadwalkan untuk memeriksa Bendahara Umum Partai Amanat Nasional Jon Erizal sebagai saksi dalam kasus dugaan biaya pengangkutan kereta api listrik hibah dari Jepang di Departemen Perhubungan pada 2006-2007. Jon diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Direktur PT Powertel.

"Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP, Jumat.

Namun, Johan belum dapat menjelaskan keterkaitan PT Powertel dalam kasus ini. Sebelumnya KPK menetapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Soemino Eko Saputra sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp 11 miliar tersebut. Kasus dugaan korupsi biaya pengangkutan KRL hibah dari Jepang di Departemen Perhubungan ini terjadi saat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjabat sebagai Menteri Perhubungan.

Kasus bermula saat perusahaan Sumitomo asal Jepang menghibahkan 60 KRL bekas kepada Indonesia. Biaya pengiriman KRL tersebut dihibahkan kepada Pemerintah Indonesia. Dalam proses pengiriman KRL tersebut, KPK menemukan penggelembungan dana Rp 11 miliar.

Soemino diduga bertanggung jawab dalam kasus tersebut. Ia disangkakan dengan Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Terkait kasus ini, Ketua KPK Busyro Muqoddas menyatakan akan menelusuri kemungkinan keterlibatan Hatta Rajasa dan adiknya, Hafiz Tohir.

Sebelumnya, Soemino melalui kuasa hukumnya, Tumpal Halomoan, meminta KPK menelusuri keterlibatan Hatta. Hatta dinilai sebagai pengambil keputusan dalam kebijakan pengadaan kereta hibah dari Jepang itu.

Tumpal juga mengungkapkan adanya peranan adik Hatta, yakni Hafiz, dalam pengadaan kereta hibah itu. Hafiz, katanya, diikutkan ke Jepang saat Dephub melakukan survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com