Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Rafflesia Separuh Jalan

Kompas.com - 25/04/2011, 03:45 WIB

Stamford Raffles

Bunga rafflesia mengingatkan kita pada Thomas Stamford Raffles. Orang Inggris yang pernah ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda itu pada tahun 1817 menerbitkan buku History of Java.

Sejak tahun 1811, Raffles berkuasa di wilayah Hindia Belanda. Raffles memelopori berbagai penelitian, termasuk flora dan fauna, hingga suatu masa pada tahun 1818 menemukan bunga langka di wilayah Bengkulu. Bunga itulah yang kemudian disebut sebagai Rafflesia arnoldii.

Bunga rafflesia merupakan jenis bunga langka di dunia. Selain pada aspek pembudidayaan, proses pertumbuhannya juga masih misteri. Bunga ini dikenal sangat sensitif sehingga sulit dibudidayakan.

Bunga rafflesia merupakan parasit tumbuhan inang liana (Tetrastigma). Setidaknya ada sekitar 27 spesies rafflesia di dunia yang sebagian besar spesiesnya ada di kawasan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Liana merupakan tumbuhan merambat. Bagi kalangan pencinta alam, batang liana yang mengandung banyak air menjadi penyelamat akan minimnya cadangan air minum.

Proses penelitian

Rafflesia patma adalah salah satu spesies rafflesia endemik Jawa. Hanya ditemukan di Pangandaran, Cilacap, dan Meru Betiri.

Tahun 2004 Sofi mengambil bagian batang dengan ditumbuhi perakaran pada inang Rafflesia patma di Pangandaran. Sofi lalu menyambungkannya ke tumbuhan yang sama di Kebun Raya Bogor. Metode grafting ini diulang tahun 2006.

”Bagian dari akar liana itu saya pilih dengan dugaan sudah terinfeksi parasit bunga Rafflesia patma,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com