Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Putih, Jalan Lahar Dingin dari Merapi

Kompas.com - 11/02/2011, 04:31 WIB

Tanggul ini khusus dibangun untuk mencegah terjadinya luapan material ke Kali Batang, yang akhirnya dapat menimbulkan banjir di Dusun Mantingan, Kecamatan Salam. Derasnya banjir lahar dingin membuat tanggul darurat tersebut ambrol hingga dua kali.

Untuk jangka pendek, BBWS Serayu-Opak juga intens mengeruk material vulkanik dan memperdalam palung tujuh sungai yang berhulu di Merapi.

Jalan raya yang menghubungkan Magelang-Yogyakarta yang sebelumnya tergerus hingga 7 meter kini terus dibangun dengan menggunakan beton pancang.

Kepala BNPB Jateng Priyanto Djarot Nugroho menyatakan, yang bisa dilakukan untuk jangka pendek hanyalah pembuatan tanggul darurat. Ke depan, banjir lahar dingin harus diatasi dengan melakukan pelurusan dan memperdalam alur sungai yang dilewati lahar dingin serta membangun jembatan dengan konstruksi melengkung.

Tanggul yang dibuat harus permanen agar mampu mena- han terjangan lahar dingin.

Dam di hulu hancur

Rohaniwan Katolik Muntilan, Romo Kirjito Pr, yang bersama Kompas mengamati langsung kondisi bagian hulu Kali Putih, mengaku sangat prihatin atas kondisi Kali Putih. Ancaman banjir lahar dingin dikhawatirkan semakin besar karena dam-dam yang berada di hulu Kali Putih kini rusak parah.

Saat ini, dam besar yang berada di Jurang Jero hampir runtuh. Bagian tengah bangunan dam sudah ambrol, tinggal ditahan besi-besi. Di sekitar dam yang dibangun sekitar tahun 1980-an itu kini bertebaran batu-batu besar dan material dari Merapi.

Sementara itu, tanggul yang membentang dari bagian hulu Kali Putih pun terancam jebol. Beberapa bagian tembok tanggul yang membatasi Kali Putih dengan Kali Blongkeng kini banyak yang tergerus.

Ancaman masih di depan mata. Pemerintah tentu saja dituntut bekerja lebih keras dan sigap agar rakyat kecil di hilir sungai-sungai Merapi itu tak lagi menderita....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com