Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Timur Terganggu

Kompas.com - 19/01/2011, 03:51 WIB

Menurut Sigit, frekuensi penyeberangan Labuan Bajo-Sape cuma sekali sehari dan kapasitas feri pun terbatas, yaitu 8 kendaraan besar, 5 kendaraan sedang, dan 5 kendaraan kecil.

Penyeberangan

Manajer Operasional PT ASDP Kabupaten Bone, Sulsel, Takari mengatakan, karena gelombang tinggi 3-5 meter, feri dan kapal pengangkut barang ditambatkan saja di Pelabuhan Bajoe. Begitu pula ratusan kapal nelayan menunggu berderet di pelabuhan karena tak berani melaut.

Larangan berlayar, menurut Takari, kemungkinan akan diberlakukan hingga Kamis ini sambil menunggu prediksi BMKG. ”Saat ini kami tidak berani ambil risiko. Penyeberangan akan dibuka begitu cuaca kondusif,” tuturnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Masykur Sulthan menuturkan, menipisnya stok kebutuhan pokok di Kabupaten Kepulauan Selayar telah teratasi berkat bantuan TNI Angkatan Laut. Pangkalan TNI AL VI membantu dengan mengoperasikan satu kapal untuk membawa kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng. ”Saya berharap bantuan ini juga bisa meredam lonjakan harga kebutuhan pokok di Selayar dan sekitarnya,” ujarnya.

Efek ganda

Peristiwa terjebaknya 106 wisatawan di Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah (Jateng), karena gelombang tinggi dan cuaca buruk, belum juga berakhir dan menimbulkan efek berantai yang merugikan.

Kantor Pelabuhan Jepara memperkirakan, pelayaran Jepara-Karimunjawa baru akan normal Jumat (21/1) nanti sehingga KM Muria yang tertahan di Kepulauan Karimunjawa dapat berlayar balik ke Jepara. ”Semoga prakiraan cuaca tidak berubah sehingga masyarakat dan wisatawan yang terisolasi sepekan dapat beraktivitas dengan normal,” kata Pelaksana Harian Syahbandar Jepara Suwartoyo.

Senin (17/1) pukul 05.00, sebanyak 24 dari 106 wisatawan itu nekat meninggalkan Karimunjawa menggunakan kapal nelayan berbobot 30 ton yang mereka sewa Rp 4,5 juta. Para mahasiswa Institut Teknologi Bandung itu tiba di Jepara pukul 12.00.

Camat Karimunjawa Nuryanto mengatakan, para wisatawan telah meninggalkan pesan di penginapan mereka bahwa kepulangannya atas inisiatif sendiri dan siap menanggung risiko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com