”Sejak awal tanam, tanaman padi diserang orong-orong,” kata Syamsul Ma’arif (40), petani Desa Wringin Pitu, Mojowarno.
Di Desa Sidorono, Kecamatan, Krian, Sidoarjo, tanaman padi diserang tikus, wereng, dan burung. Sementara petani Desa Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Mojokerto, mengeluhkan serangan tikus sehingga memerosotkan hasil produksi padi.
”Sudah saya basmi dengan racun tikus, tetapi masih saja ada serangan hama tikus,” kata Sai (44), petani.
Serangan hama tikus juga semakin meluas di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan sedikitnya 3.232 hektar sawah terancam. Cuaca yang cenderung mendung dengan intensitas hujan rendah sejak awal tahun mendukung perkembangbiakan dan migrasi hama itu.
Oni Nuroni (54), petani di Desa Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, mengatakan bahwa hama tikus awalnya hanya menyerang sekitar sepersepupuh lahan dari total satu hektar sawah yang digarapnya. ”Sepekan ini, bekas keratan tikus sudah menyerang hampir seperdelapan luas lahan. Untung cepat ketahuan,” ujarnya.
Hal serupa dikeluhkan Hadi Mulyadi (58), petani di Kecamatan Ciparay. Seperempat bagian sawahnya rusak akibat serangan hama tikus sejak awal Januari lalu.