Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Organik, Ikon Sragen

Kompas.com - 22/12/2010, 05:32 WIB

Seleksi ketat

Suyamto bahkan mengawasi ketat kualitas beras organik produksinya. Butir beras diseleksi dengan membuang butir kuning dan hitam karena mengandung jamur aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, petani harus memanen sendiri padinya, tidak boleh ditebaskan kepada orang lain. Untuk menjamin tidak terkontaminasi dengan zat kimia, hasilnya harus langsung disetorkan ke gudang Padi Mulya.

Awalnya, kata Suyamto, cukup sulit menjual beras organik, saat ia memutuskan ikut program penanaman padi organik seperti dikampanyekan Bupati Sragen Untung Wiyono. Dalam sehari paling banyak menjual 5-10 kilogram (kg) beras.

”Secara fisik, beras organik dan bukan organik tidak terlihat bedanya, tetapi khasiatnya beda. Saya mengarahkan beras organik untuk kesehatan, seperti untuk penderita diabetes,” ujar Suyamto.

Baru tahu manfaatnya

Namun baru akhir-akhir ini orang paham manfaat beras organik sehingga usaha beras organik berkembang.

Dari segi harga, beras organik memang jauh dari harga beras biasa. Harga beras putih organik Rp 22.000 per kg dan Rp 24.000 per kg. Beras produksinya dipasarkan kepada distributor di Jakarta. Sebagian kecil ke Surabaya, Semarang, dan Solo.

PD PAL membeli gabah kering panen dari petani berselisih Rp 200-Rp 300 lebih mahal dari harga pasaran gabah kering panen non-organik. Harga jual yang ditetapkan PD PAL untuk beras organik putih jenis IR-64 seharga Rp 9.000 per kg, Rp 10.000 per kg untuk menthik wangi, dan Rp 9.500 per kg untuk beras merah lokal, serta Rp 15.000 per kg beras merah varietas Thailand.

”Petani banyak yang ingin kerja sama, tetapi kami terbentur pasar. Saat ini, seorang investor tengah penjajakan. Ia ingin membeli semua hasil produksi beras organik yang ada di Sragen,” kata Budiharjo.

(Sri rejeki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com